REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Telkomsel akan fokus pada pelanggan nonhuman untuk mendorong pertumbuhan dan kinerja operator ini. Serangkaian layanan berbasis non human telah dikembangkan operator ini sejak empat tahun lalu.
Langkah ini dilakukan setelah industri seluler Indonesia terus bergerak memasuki tahap maturasi dengan penetrasi teledensitas mencapai 120 persen. ''Setelah semua populasi terjangkau layanan seluler ada kekhawatiran terjadi maturasi,'' kata Head of Head of Area Jabotabek Jabar Group Venusiana Papasi.
Namun dalam praktik, maturasi atau kejenuhan pelanggan itu sebenarnya tidak ada. ''Karena di luar pelanggan manusia ada pelanggan nonhuman, seperti mesin dan perangkat lain yang ada di sekitar kita,'' kata Venus.
Ia melukiskan pada saatnya nanti, kulkas akan bisa berbelanja. ''Bila isi kulkas mulai kosong, ia bisa saja memesan ke toko terdekat. Kulkas bisa berbelanja bukan hal yang aneh lagi,'' kata Venus.
Konsep seperti ini, menurut Venus, mulai dikembangkan disejumlah negara. Ada perangkat seperti kulkas yang telah memiliki suatu sistem yang memungkinkan kulkas menginformasikan persediaan barang-barang. Bila barang menipis atau habis, ia akan menginformasikan hal itu ke pemiliknya atau langsung ke toko terdekat.
Fenomena lain yang tengah berkembang adalah video surveillance, yakni memeriksa keadaan rumah melalui ponsel. ''Misalnya orang tua ingin mengetahui kondisi anaknya yang diasuh babby sitter. Ini belum menjadi tren di Indonesia, karena belum dianggap kebutuhan, kalau sudah menjadi kebutuhan akan banyak penggunanya,'' kata Venus.
Makin banyaknya pelanggan non human disebut Venus juga merupakan perkembangan yang ada di industri seluler itu sendiri. Ia menunjuk contoh layanan suara dan pengiriman pesan singkat (SMS) ke arah layanan data (mobile broadband).
“Kami harus mengambil peluang dari perubahan itu dengan fokus bergerak di bisnis digital, kami akan terus mencari pelanggan baru melalui beberapa layanan yang disiapkan antara lain "mobile advertising", "digital solutions", layanan "people to machine", atau "machine to machine," kata Venus.
Ini berarti pelanggan nantinya tidak terbatas hanya jumlah penduduk, tetapi juga mesin-mesin dan peralatan, seperti mobil, sepeda motor atau elektronik.''Bagaimana mesin-mesin itu bisa dikendalikan melalui perangkat seluler, ini menjadi perhatian kami, " jelas Venus.