REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para peneliti mengklaim telah menemukan dinosaurus yang tertua berjalan di bumi. Temuan itu berasal dari koleksi Museum Sejarah Alam London (London Natural History Museum).
Spesimen fosil yang misterius menjadi koleksi museum selama beberapa dekade. Spesimen tersebut kemudian diidentifikasi dan diketahui dinosaurus tersebut hidup sekitar 245 juta tahun lalu atau 10-15 tahun lebih awal dari sample yang sebelumnya ditemukan.
Dinosaurus tersebut berukuran hampir sama dengan anjing jenis Labrador. Hewan purba itu dinamai Nyasasaurus Parringtoni, diambil dari nama danau di Afrika Selatan, Nyasa yang sekarang disebut Danau Malawi. Peneliti dari Cambridge University, Rex Parrington, yang mengumpulkan spesimen di sebuah situs dekat danau tersebut pada 1930an, juga menyumbang nama bagi dinosaurus tersebut.
"Temuan ini menutup celah dalam catatan fosil dan mendorong kembali keberadaan dinosaurus, " ujar Paul Barret dari Museum Sejarah Alam, Rabu (5/12). Fosil yang ada di London dipelajari peneliti sejak 1950an. Namun, mereka tidak bisa menarik kesimpulan dan tidak pernah diterbitkan. "Itu adalah misteri, seperti itu hanya menjadi binatang mitos, " kata Barret.
Dua fitur fosil di London ternyata sama dengan sample di Museum Iziko Afrika Selatan di Cape Town. Hal itu membuktikan fosil tersebut merupakan bagian dari dinosaurus. Para peneliti percaya Nyasasaurus mungkin berdiri tegak dengan pinggul setinggi satu meter, 2-3 meter antara kepala hingga ekor dan berbobot 20-60 kilogram.
Ketika hewan itu hidup, benua-benua di dunia masih bersatu dalam daratan yang luas disebut Pangaea. Area Tanzania dimana fosil itu ditemukan merupakan wilayah Pangaea sebelah selatan yang akan menjadi Afrika, Amerika Selatan, Antartika, dan Australia. "Jika temuan terbaru yang dinamakan Nyasasaurus parringtoni bukan dinosaurus tertua, itu merupakan temuan terdekat dengan yang tertua sejauh ini, " ujarnya.
Para peneliti berencana meneliti lebih lanjut di Tanzania untuk menemukan lebih banyak fosil. Setelah itu, membangun gambaran yang lebih baik dari anatomi hewan tersebut.