REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Facebook menghadapi gugatan serius dari sekelompok mahasiswa. Ini lantaran fitur baru pengenal wajah ketika meng-upload foto untuk menandai teman. Karena fitur tersebut, Facebook digugat karena dianggap hak privasi pengguna.
Seperti diberitakan Reuters, Selasa (4/12), mahasiswa Austria pernah berkampanye menuntut perlindungan data yang lebih baik dari Facebook. Salah satunya dengan mematikan fitur pengenal wajah di Eropa. Sayangnya, hingga satu tahun lebih dan memenangkan beberapa konsensi, Facebook justru tidak mengindahkan gugatan tersebut.
Kelompok mahasiswa tersebut juga mengaku kecewa dengan respon Komisi Perlindungan Data di Irlandia yang terkesan lambat dalam menangani keluhan yang ada. Padahal, kantor pusat Facebook di Eropa berada di negeri itu.
“Kami berharap akan ada solusi yang sesuai ketentuan hukum dari otoritas pelindungan data di Iralndia. Sayangnya, hal itu sangat diragukan. Makanya saat ini kami akan mempersiapkan gugatan di Irlandia,” begitu bunyi pernyataan kelompok tersebut.
Selain Eropa, Facebook juga menghadapi gugatan class-action di Amerika Serikat. Di negara Paman Sam tersebut Facebook dituduh melanggar hak privasi dengan mempublikasikan ‘like’ seseorang ke timeline dan beranda tanpa memberikan cara untuk unpublished.
Gugatan itu akhirnya diputuskan oleh hakim bahwa Facebook harus menyelesaikan kasus ini dengan membayar ganti rugi ke pengguna hingga 10 dolar dari masing-masing dana penyelesaian yang tersedia. Atau sebesar 20 juta dolar.