REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Microsoft dan Motorola saling berhadapan di pengadilan terkait sebuah penuntutan paten FRAND (fair, reasonable, and nondiscriminatory).
Microsoft mengatakan bersedia membayar untuk lisensi Motorola H.264 dan paten Wi-Fi, tapi masalahnya Motorola meminta bagian 2,25 persen dari harga eceran untuk setiap perangkat Microsoft yang menggunakan paten itu, kata laporan yang ditulis Phonearena, Rabu.
Microsoft menyebut bahwa Motorola tidak memainkan "permainan" itu dengan fair.
Perusahaan yang bermarkas di Redmond tersebut telah bersedia membayar nilai yang wajar untuk paten yang disengketakan, namun Motorola berargumen 2,25 persen merupakan persentase sama yang mereka minta untuk kasus serupa secara universal, jadi itu merupakan nilai wajar.
Ada perbedaan besar antara kedua perusahaan dalam menilai paten yang layak. Motorola menghendaki 4 miliar dolar per tahun untuk paten dalam portfolionya, sementara Microsoft menghargai nilai paten itu 1,25 juta dolar atau kurang.
Microsoft mengklaim bahwa Google sudah menawari lisensi di seluruh dunia untuk perjanjian tarif standar saat aturan paten penting sedang dirumuskan.
Jika pengadilan menemukan bahwa Google memang benar sudah membuat tawaran untuk Microsoft, Motorola bakal mendapatkan lebih sedikit uang dari yang diharapkan dalam kasus itu.
Perangkat bersistem operasi Windows Phone, Nokia Lumia 900, termasuk perangkat yang menggunakan paten Motorola.