REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Batan Teknologi Persero (BatanTek) berencana mendirikan perusahaan kedokteran nuklir di Amerika Serikat dan perusahaan ini nantinya akan memproduksi radioisotop.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan, pendirian perusahaan kedokteran nuklir ini disebabkan radioisotop yang diproduksi BatanTek tidak dapat diekspor ke AS, hal ini karena radiasi dari radioisotop lama kelamaan akan habis sehingga tidak dapat digunakan.
"Salah satu caranya adalah mendirikan perusahaan kedokteran nuklir di AS untuk memproduksi radioisotop," kata Dahlan saat ditemui di gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.
Dahlan melanjutkan, rencana pendirian perusahaan kedokteran nuklir ini sudah mendapatkan persetujuan dari dirinya. Saat ini, Direktur Utama BatanTek, Yudiutomo Imardjoko, tengah melakukan negosiasi dengan pihak AS untuk membangun perusahaan tersebut.
"Saya minta Dirut BatanTek ke AS dan sudah ke AS untuk negosiasi. Selanjutnya, pekan depan baru kembali ke Indonesia. Hasilnya bagaimana nanti saya undang kalian," tuturnya.
Dahlan mengakui, kehadiran perusahaan kedokteran nuklir di Amerika ini, diharapkan dapat menguasai pangsa pasar nuklir di negara tersebut. BatanTek akan diuntungkan karena AS tidak dapat memproduksi dan membuat teknologi tersebut.
"AS tidak bisa karena teknologinya dimiliki dan diciptakan oleh Dirut BatanTek sendiri sehingga mereka tidak bisa tiru," ungkapnya.
Dahlan juga tidak mempersoalkan besarnya dana yang dibutuhkan untuk mendirikan perusahaan kedokteran nuklir, yakni Rp 1,7 triliun. Perusahaan ini diperkirakan dapat direalisasikan pembangunannya pada 2013 mendatang.
Untuk mendukung perusahaan tersebut, Dahlan mengungkapkan, sarjana nuklir di Indonesia akan direkrut sebagai pegawai. Hal ini disebabkan banyak sarjana nuklir yang mengganggur di Tanah Air.
"Tiap tahun banyak sarjana nuklir di Indonesia dan tidak ada perusahaan nuklir di sini. Jadi, anak-anak di bawah usia 25 tahun akan ditaruh di AS," urainya.
Dahlan juga akan berkolaborasi dengan Kementerian Riset dan Teknologi guna mewujudkan pendirian perusahaan kedokteran nuklir tersebut. "Radioisotop ini hanya ada di Indonesia. Di Asia pun tidak ada yang bisa," tegasnya.
Ia melihat BatanTek memiliki peluang untuk menjadi perusahaan radioisotop atau kedokteran nuklir. Saat ini, BatanTek sudah mengekspor produknya ke banyak negara. "Yang bersejarah, bulan depan mereka ekspor ke RRC dan Jepang," tuturnya.