REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA -- Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, merilis tiga varietas padi baru. Varietas tersebut, Inpari 14 (Pakuan), Inpari 15 (Parahyangan), dan Inpari 16 (Pasundan). Ketiga jenis padi itu, merupakan varietas unggul.
"Rencananya, ketiga varietas baru ini akan dipersiapkan untuk musim rendeng mendatang," ujar Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jabar, Uneef Primadi, kepada Republika, usai acara panen perdana Varietas Inpari Pakuan dan Parahyangan, di Desa Citalang, Purwakarta, Selasa (4/9).
Disebutkan Uneef, ketiga varietas tersebut telah dilepas oleh Kementerian Pertanian pada April 2011 lalu. Akan tetapi, varietas ini belum ada di pasaran secara bebas. Pasalnya, masih berada di tingkat penangkar terlebih dulu. Termasuk pada acara perdana panen benih varietas Inpari 14 dan 15 ini, Pemprov membagikan benih tersebut ke kelompok tani dari berbagai daerah di Jabar.
Pemberian benih gratis ini, bertujuan untuk menyosialisasikan varietas baru. Sekaligus, memproduksi secara massal oleh para penangkar. Dengan begitu, kedepan diharapkan varietas ini bisa digunakan secara luas oleh petani.
Keunggulan tiga varietas ini, lanjut dia, di antaranya hasil produksi bisa mencapai 10 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare. Kemudian, bisa ditanam di sawah tadah hujan. Dengan begitu, varietas ini cocok ditanam di tanah yang agak kering.
Akan tetapi, varietas ini 100 persen belum tahan terhadap hama dan penyakit. Untuk varietas Inpari 14 Pakuan dan Inpari 15 Parahyangan, agak rentan terhadap wereng batang coklat, hawar daun bakteri strain, serta rentan terhadap virus tungro. Namun, varietas ini agak tahan terhadap penyakit blas.
Varietas Inpari 16 Pasundan, agak rentan dengan wereng batang coklat dan virus tungro. Namun, tahan terhadap hawar bakteri daun strain, dan agak tahan terhadap penyakit blas."Tapi, tekstur nasi dari tiga varietas ini pulen," cetus Uneef.
Diakui dia, varietas unggul ini merupakan salah satu komponen teknologi budidaya yang paling mudah diadopsi petani. Selain itu, hasilnya terlihat nyata dalam peningkatan produksi pertanian.