Kamis 30 Aug 2012 19:27 WIB

Petani Pengembang Pestisida Hayati Raih Penghargaan Iptek

Penggunaan pestisida oleh petani
Foto: Antara
Penggunaan pestisida oleh petani

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Ahmad Syaikhu, bukanlah sembarang petani, karena dengan ketekunannya mencoba-coba membuat pestisida hayati mengantarnya meraih Anugerah Iptek Labdha Kretya pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) 2012.

"Saya ini petani kepepet yang tak punya biaya untuk beli pestisida," kata Syaikhu seusai menerima tropi Anugerah Iptek dari Menristek Gusti M Hatta untuk Kategori Kreativitas dan Inovasi Masyarakat pada acara Hakteknas yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bandung, Kamis.

Karena tak punya biaya membeli pestisida yang mahal (kini harganya di atas Rp100.000 per liter), dan dengan berbekal pelatihan dari Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu yang diikutinya, petani Nganjuk, Jawa Timur, ini pun mulai bereksperimen membuat pestisida sejak 1999.

"Dari ekstrak limbah kedelai disterilkan, lalu dikasih media gula pasir dan tepung kulit udang, kemudian difermentasi dan diberi bakteri atau jamur, hasilnya adalah pestisida hayati untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman," katanya.

Ia mencontohkan, jamur biveria basiana yang menjadi musuh alami wereng dan walang sangit, jamur metarhizium anisopliae untuk mengendalikan hama ulat.

Juga bakteri Pseudomonas fluorescens atau Bacillus polymyxa untuk mengendalikan penyakit tanaman seperti layu karena jamur dan bakteri sekaligus memacu pertumbuhan tanaman.

"Pestisida hayati ini selain murah, sekitar Rp5.000 per liter, juga sehat karena tak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi tanaman dan lingkungan," ujar Syaikhu yang mengaku senang, hasil kreativitasnya itu kini digunakan oleh banyak petani di Jawa Timur.

Selain menjual pestisida hayati hasil inovasinya, petani yang pernah meraih anugerah Kalpataru itu juga membagikan ilmu membuat pestisida tersebut kepada teman-temannya yang ingin belajar membuatnya.

Selain membuat pestisida hayati, Syaikhu juga membuat pupuk organik dari kotoran sapi, kambing hingga ayam sehingga seperti juga pestisidanya, pupuk buatannya juga ramah lingkungan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement