REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pendeteksi neutron asal Rusia yang menempel di robot penjelajah Mars milik NASA, Curiosity, mulai beroperasi pada Jumat.
Pendeteksi tersebut dirancang untuk mencari air yang mungkin tersimpan di bawah mineral di sepanjang jalur yang dilalui robot penjelajah, demikian menurut pembuat alat tersebut, lapor RIA Novosti.
"Keterangan ilmiah pertama telah diterima mengenai unsur hara Planet Mars dan latar belakang radiasinya di area pendaratan robot," kata Institut Akademi Penelitian Ilmiah Ruang Angkasa Rusia.
Robot penjelajah Curiosity berhasil mendarat di "Planet Merah" pada Senin (13/8).
Pendeteksi DAN (Dynamic Albedo Neutrons) yang dikembangkan di Institut Penelitian Ruang Angkasa di bawah persetujuan antara NASA dan Badan Ruang Angkasa Federal Rusia Roscosmos merupakan kontribusi Rusia kepada robot penjelajah Mars.
Peralatan DAN akan menyelidiki tanda-tanda di bawah tanah hingga ke kedalaman sekitar 50 centimeter.
DAN akan membawa bukti penguatan teknologi nuklir ke permukaan Mars yang telah menemukan air di planet tersebut dari orbit.
Dengan mengukur energi neutron yang diambil dari tanah, DAN bisa mendeteksi pecahan yang diakibatkan oleh tumbukan dimana hidrogen dapat ditemukan disana.
Pembangkit neutron dipasang di bagian pinggul kanan Curiosity.
Sedangkan satu set perlengkapan dengan dua pendeteksi neutron dipasang di pinggul kiri robot penjelajah.
Dengan detak yang dihasilkan sekitar satu mikrodetik dan berulang sebanyak sepuluh kali per detik, kunci pengukuran oleh pendeteksi merupakan rata-rata aliran dan waktu tunda neutron yang ada dengan tingkat energi berbeda yang dikembalikan dari tanah di Mars.
Generator bisa memancarkan sepuluh juta detak pancaran dalam kegiatannya dengan sekitar sepuluh juta neutron dalam setiap detak, kata NASA.
Kamera yang dipasang di robot penjelajah bertenaga plutonium seharga 2,5 miliar dolar AS juga telah mengirimkan foto pertama dari wilayah pendaratan di Kawah Gale, termasuk satu gambar yang memperlihatkan roda penjelajah di permukaan.
Curiosity, penjelajah Mars yang paling besar dan lengkap secara ilmiah, akan mengoperasikan perlengkapannya secara berkala untuk melakukan penelitian geologi dan geo-kimia.
Hal itu dilakukan guna mempelajari atmosfer dan iklim Mars serta mencari air dan zat organik di planet itu.
Penemuan tersebut akan membantu menentukan apakah Mars dapat menjadi planet yang bisa ditinggali dan apakah planet itu memiliki tempat yang cocok untuk ditinggali saat ini.
Kegiatan itu merupakan pendaratan NASA pertama setelah penjelajah Spirit dan Opportunity mendarat di Planet Merah pada 2004