REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Kelompok Peneliti Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan jerami fermentasi sebagai pakan ternak sapi pengganti hijauan.
"Pemanfaatan pakan jerami fermentasi ditujukan untuk membantu peternak yang kesulitan mendapatkan pakan hijauan pada saat musim kemarau," kata Koordinator Kelompok Peneliti Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yanuartono di Yogyakarta, Sabtu.
Selain itu, menurut dia, petani juga diajak untuk memanfaatkan limbah jerami yang melimpah saat musim panen padi tiba. Dengan demikian, peternak tidak mengalokasikan waktunya lagi untuk mencari rumput dan bisa memanfaatkan waktu luangnya untuk bekerja lainnya.
"Pakan jerami fermentasi dibuat dengan cara cukup sederhana, yakni jerami kering dicampur polar dengan perbandingan 10:2 dan ditambahkan air secukupnya. Campuran jerami dan polar itu dimasukkan ke dalam tabung untuk dilakukan fermentasi selama satu pekan," katanya.
Ia mengatakan pakan itu mempercepat penyerapan sari makanan dalam tubuh sapi, karena sapi membutuhkan waktu fermentasi terhadap seluruh makanan yang ditampung di dalam rumen. Dengan pakan alternatif itu fermentasi sudah dilakukan lebih dulu.
"Jumlah pemberian pakan pada sapi setiap harinya minimal 10 persen dari total berat badan. Jika pakan yang diberikan kurang dari 10 persen, maka akan berisiko mengganggu sistem kesehatan reproduksi sapi," katanya.
Menurut dia pemanfaatan jerami fermentasi sebagai pakan sapi yang merupakan aplikasi hasil diseminasi teknologi tepat guna itu telah disosialisasikan pada kelompok ternak Sidodadi, Dusun Kepuh Kulon, Wirokerten, Banguntapan, Bantul.
"Kegiatan itu dilakukan melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan pemanfaatan jerami fermentasi sebagai pakan sapi. Kegiatan itu merupakan program pendampingan peningkatan kualitas dan kapasitas ternak," katanya.