Senin 30 Jul 2012 15:33 WIB

Irfan Mundur Sebagai Direktur Utama INTI

Irfan Setiaputra
Irfan Setiaputra

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Direktur Utama PT Industri Telekomunikasi (INTI) Irfan Setiaputra, Senin, di Jakarta, secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya, digantikan Tikno Sutisna yang sebelumnya menjabat Direktur Corporate Services INTI.

"Pengunduran diri saya karena alasan pribadi, murni karena "financial plan" (rencana keuangan). Sekarang ini saya termasuk orang yang "mantab" (makan tabungan--red), jadi saya ingin pindah ke perusahaan yang memang bisa mengatasi masalah keuangan saya," ujar Irfan, di Kantor Kementerian BUMN.

Menurut Irfan dirinya sesungguhnya sudah sejak Juni 2012 mengajukan surat pengunduran diri kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan, namun baru sekarang dikabulkan. "Tidak ada masalah dengan direksi lainnya termasuk dengan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Jangan diartikan saya mundur karena ada sesuatu yang tidak beres," ujarnya.

Pengunduran diri Irfan sebagai orang nomor satu di perusahaan jasa teknologi dan informasi ini memang mengejutkan bagi sebagian kalangan karena baru bertugas selama 3 tahun empat bulan.

"Suksesi di dalam suatu perusahaan merupakan hal yang biasa. Jadi boleh dong saya mengundurkan diri untuk mencari yang terbaik di luar sana," ujarnya.

Menurut catatan, Irfan bergabung dengan perusahaan milik negara ketika Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Sofyan Djalil. "Saya waktu itu mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk menangani INTI. Saya sudah menjalankan tugas saya. Saatnya sekarang minta izin untuk mengundurkan diri," ujarnya.

Irfan memberi bocoran, untuk selanjutnya pada awal Agustus 2012 ia segera mulai aktif sebagai CEO pada perusahaan swasta yang bergerak di bidang pertambangan. "Saya kembali ke swasta, tapi pada industri yang berbeda. Tidak lagi pada industri teknologi dan informatika," ujarnya.

Irfan kelahiran Jakarta, 24 Oktober 1964 ini adalah insinyur lulusan Teknik Informatika ITB tahun 1989.

Memulai karir sebagai System Analyst, dan kemudian bergabung di berbagai perusahaan termasuk IBM Indonesia, LinkNet, Managing Director of Linknet Internet Access Broadband Services Business Group in Across Asia Multimedia (AAM).

Pada tahun 2002-2009, Irfan menduduki posisi sebagai Managing Director PT Cisco Systems Indonesia. Di Cisco, Irfan berhasil meningkatkan bisnis Cisco Indonesia dari 25 juta dolar AS menjadi 125 juta dolar AS.

Posisi Managing Director Cisco Indonesia dipegangnya selama 7 tahun, sebelum akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan INTI sebagai Direktur Utama. Irfan menceritakan, ketika dirinya masuk ke BUMN dirinya sempat mengalami penurunan gaji hingga 50 persen dibanding ketika masih di Cisco.

"Sesungguhnya, bekerja di BUMN merupakan tantangan dan harus siap digaji kecil. Menjadi dirut pada BUMN yang gaji direksinya tergolong kecil seperti INTI itu menjadi tantangan," ujarnya.

Tetapi tambah Irfan, bahwa BUMN seharusnya sudah dapat dijadikan sebagai "center of excellent" (pusat pemasok para CEO--red), jadi bukan yang justru menerima CEO dari luar BUMN.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement