REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- World Wildlife Fund (WWF) mengumpulkan contoh-contoh DNA dari kotoran gajah Sumatra untuk melakukan penelitian. Upaya itu dilakukan untuk melindungi populasi fauna berkulit tebal ini di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau.
"Tes DNA itu akan membantu untuk memberikan jumlah yang tepat dari gajah yang hidup di Tesso Nilo," kata ketua program WWF Riau, Syamsidar, kemarin. Menurutnya, DNA atau Asam Deoksiribonukleid merupakan tanda pengenal khusus bagi makhluk hidup.
Dia menyatakan, sebelumnya telah ada penelitian bahwa jumlah gajah di Tesso Nilo bisa dilakukan penghitungannya. Sampai saat ini, populasinya diperkirakan menurun, berdasarkan sampel-sampel DNA itu. Saat ini di Tesso Nilo terdapat 120 sampai 150 gajah.
"Sampling itu bakal selesai dalam tiga bulan, dan dimulai sejak akhir Juni. Penelitian ini penting, karena banyak gajah yang mati di Riau," jelas Syamsidar. Dari Januari sampai Juli 2012, ada 10 gajah Sumatra yang mati akibat keracunan dan sebagian besarnya ditemukan dalam kondisi gadingnya sudah hilang.
Untuk melakukan penelitian ini, ada 25 orang dari WWF yang terlibat. Riset ini merupakan kerja sama antara WWF Riau dengan organisasi riset asal Belanda.