REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Peneliti di University of Gothenburg menungkapkan bahwa orang-orang yang menggunakan komputer atau telepon genggam secara konstan berpotensi mengalami stres, depresi, dan gangguan tidur.
Tim peneliti mengkaji kebiasaan lebih dari 4.100 laki-laki dan perempuan Swedia berusia 2-0-24 tahun selama satu tahun
Ketua tim Sara Thomee mengatakan ada benang merah antara komputer dan gangguan mental. "Kuantitas penggunaan yang tinggi adalah benang merah penggunaan komputer dengan stres, ganggua tidur, dan depresi pada usia muda," katanya.
"Mudah sekali menghabiskan waktu di depan komputer daripada yang direncanakan (misalnya bekerja, bermain game, atau chatting). Ini cenderung mengarah ke tekanan waktu, penolakan terhadap aktivitas lain atau kebutuhan personal (seperti intrekasi sosial, tidur, atau aktivitas fisik), dan juga ergonomik buruk dan keletihan mental," katanya.
Hasil studi juga menunjukkan korelasi antara stres dan selalu tersedia di telepon, terutama beban ketika merasa bersalah bila membalas pesan.
"Permintaan untuk tersedia tidak hanya berasal dari pekerjaan atau jejaring sosial, tapi juga ambisi atau hasrat dari individu. Ini berakibat pada gangguan ketika sedang sibuk atau istarahat, perasaan tidak pernah bebas dan kesulitan membagi pekerjaan dan ehidupan pribadi," katanya.
"Panggilan atau pesan yang tidak dibalas menyebabkan keletihan dan perasaan bersalah," tambahnya. Bermain komputer selama 1-2 jam dalam sehari meningkatkan risiko simptom depresi pada perempuan, katanya.
"Sering menggunakan komputer hingga larut malam (yang menyebabkan kurang tidur) adalah faktor risiko stres dan gangguan tidur, termasuk penurunan performa, pada kedua jenis kelamin," katanya.
Peneliti menganjurkan orang-orang harus membatasi waktu yang mereka habiskan di depan komputer atau telepon dan mengurangi ketersediaan mereka demi menghindari gangguan mental.