Rabu 18 Jul 2012 15:59 WIB

Kemkominfo Gandeng 12 ISP Blokir Situs Porno

Rep: mg05/ Red: Hazliansyah
Stop pornografi, ilustrasi
Foto: yigidrip.wordpress.com
Stop pornografi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang bulan ramadhan tahun ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) akan kembali menertibkan dan menutup situs-situs yang berisikan konten porno. Dalam tindakannya itu, Kemkominfo menggandeng 12 penyedia layanan jasa internet (Internet Service Provider-ISP) untuk bersama-sama membasmi situs porno di Indonesia.

Situs yang terdeteksi berisikan konten negatif akan diblokir hingga tidak bisa diakses secara bebas oleh masyarakat pengguna ISP tersebut.

Upaya yang dilakukan Kemkominfo ini bertujuan agar kontrol terhadap konten-konten negatif yang menjamur di Indonesia lebih mudah dan cepat.

"ISP yang bekerjasama dengan Kemkominfo ini merupakan yang terbesar di Indonesia, jadi diharapkan dapat memberi kontribusi yang baik bagi pemblokiran situs-situs porno ini," jelas Ashwin Sasongko, Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo dalam Konferensi Pers 'Pemblokiran Konten Negatif', di Gedung Kementrian Komunikasi dan Informatika, Rabu (18/7).

Daftar penyelenggara jasa akses internet tersebut diantaranya Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Telkom, Axis Telecom, Hutchison CP Telecom, Bakrie Telekom, Smartfren, Sampoerna, Centrin Online, Linknet, dan Supra Primatama Nusantara.

Ashwin mengatakan, seluruh ISP telah melakukan demo pemasangan filter 'Trust Positif', yang merupakan sarana kontrol teknologi dunia Cyber dari Kominfo.

"Jadi setiap pengguna ISP yang ingin mengakses situs tertentu, operator akan meneruskan kepada domain yang diinginkan. Ketika diketahui bahwa situs tersebut ada di daftar Trust Positif dan telah diblokir karena berisi konten negatif, maka operator akan memberitahukan ke pengguna ISP bahwa situs tidak bisa di akses," katanya.

Ashwin juga menambahkan, Kemkominfo tidak bisa sepenuhnya mengontrol masyarakat untuk tidak mengakses situs porno. Ini, lanjutnya, kembali kepada individu masing-masing.

"Kami tidak mungkin mengecek satu per satu pengguna internet di Indonesia yang jumlah penduduknya lebih dari dua ratus juta jiwa. Ini kembali kepada  setiap individu, bagaimana dirinya bisa mengontrol untuk tidak mengakses situs porno," ungkap Ashwin

Program pengecekan ini, kata Ashwin, tidak hanya dilakukan saat Ramadhan tapi diusahakan berlanjut seterusnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement