REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--SAS, memimpin pasar advanced analytics dengan pangsa 35,2 persen pada 2011, sementara IBM berada di urutan kedua dengan hanya 16,8 persen.
Menurut perusahaan riset IDC, SAS juga masuk top five provider dalam berbagai kategori business analytics, seperti perangkat business intelligence, platform data warehouse, aplikasi performance management, perangkat reporting, hingga supply chain analytics.
“Selama bertahun-tahun, organisasi melihat teknologi informasi sebagai penyedot biaya. Persepsi itu kini berubah secara cepat di mana para pemimpin perusahaan menyadari tentang manfaat analytics,” kata Jim Davis, Senior Vice President dan Chief Marketing Officer SAS, dalam siaran pers PT SAS Institute di Jakarta, Senin.
Dengan angka 35,2 persen itu berarti pangsa pasar SAS pada 2011 naik dibanding 2010 yang hanya 34,8 persen. Prosentase tersebut lebih dari seluruh pangsa pasar vendor advanced analytic yang ada, kata SAS.
Menurut IDC, pada 2011, pasar software business analytics tumbuh sebesar 14,1 persen, yang diprediksi akan meningkat 9,8 persen pada laju pertumbuhan tahunan hingga tahun 2016.
Hewlett-Packard, menurut SAS, telah menggunakan SAS Analytics untuk menganalisa data terstruktur dan tidak terstruktur.
"Sebagai hasilnya, perusahaan dapat mengetahui wawasan penting dan memperoleh pemahaman pasar yang berharga secara lebih cepat, sehingga pada akhirnya memberikan keuntungan bisnis bagi HP."
“Analisis data publik membantu kami untuk menjawab kebutuhan akan produk secara proaktif dan bahkan mengantisipasi isu dalam call center,” kata Prasanna Dhore, Vice President untuk Global Customer Intelligence HP.
“Kepuasan pelanggan pada produk-produk yang sudah ada di pasaran meningkat, selain itu kami juga tetap dapat menjalankan produk yang akan datang untuk meningkatkan penjualan. Itu merupakan salah satu dari banyak cara yang dapat kami lakukan dalam memanfaatkan SAS Analytics untuk meningkatkan bisnis,” jelas Prasanna Dhore.