Kamis 12 Jul 2012 04:31 WIB

Etika dan Budaya tak Boleh Diabaikan dalam Kembangkan Teknologi

Rep: neni ridarineni/ Red: Heri Ruslan

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA --  Memelihara etika dan budaya tidak boleh diabaikan dalam mengembangkan dan memanfaatkan teknologi. Karena itu sinergi antara pengusaaan teknologi dan pemahaman budaya harus berjalan agar hidup ini tidak timpang.

''Keduanya harus mampu diletakkan dalam posisi yang seimbang agar kehidupan yang kita lakoni agar lebih tenteram, sejahtera dan bermartabat,''kata  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Prof Musliar Kasim pada  Pembukaan Pimnas (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) di halaman Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa (10/7).

Nuh berharap  hasil dari kegiatan PIMNAS ke-25 ini  tidak harus dimaknai dalam aspek ekonomi semata. Nilai-nilai sosial budaya bahkan politik yang membingkai jati diri bangsa juga merupakan bagian yang tidak dapat dinafikan dalam mengembangkan nilai-nilai inovatif dan kreativitas anak-anak bangsa generasi penerus yang mengarahkan masa depan bangsa ke kehidupanyang lebih maju. IInilah cakupan makna yang lebih luas dari jati diri bangsa yang harus dikembangkan, kata dia .

''Oleh karena itu, tanggung jawab kita pula untuk mendorong pengembangan kreativitas mahasiswa dalam bidang teknologi maupun budaya. Namun demikian sebenarnya tugas besar kita tidak hanya mengembangkan kreativitas mahasiswa, tetapi memberikan ruang yang lebih terbuka untuk melakukan inovasi baru,'' kata Nuh.

Lebih lanjut dia mengatakan sebagai bangsa mandiri yang berdaulat, maka perancangan trampil anak bangsa ini menjadi tumpuan bangsa ini untuk menempatkan diri sebagai bangsa yang diperhitungkan. Untuk kitu perlu  memacu kreativitas dan semangat inovasi anak negeri untuk berperan lebih besar mendorong  daya saing bangsa ini dalam percaturan . Penguasaan sains dan teknologi merupakan salah satu kunci untuk kita dapat merintis kehidupan yang lebih terbuka dan modern.

Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya yang dibacakan Sekda Provinsi DIY Ichsanuri mengatakan para peserta PIMNAS hendaknya telah menghayati alam pikiran seorang inovator, membangun sikap da kebiasaan berpikir kreatif-inovatif, mempelajari dimensi-dimensi kreativitas.

Selain itu, dia menambahkan, para mahasiswa juga harus mampu mengaplikasikan teknik-teknik inobasi sistematik dan mengelola proses inovasi secara profesional. ''Ironisnya sistem pendidikan kita selama ini cenderung mencetak intelektual-intelektual yang umumnya tidak kreatif,''kata Sultan.

Sementara itu Rektor UMY Dasron Hamid mengatakan  Pimnas merupakan forum ilmiah sebagai ajang penyajian karya pikir kreatif dalam bidang ilmu pengetahuan, teknilogi dan seni.  Pimnas kali ini mengambil tema Budaya Inovasi Memnangun Karakter Bangsa Mandiri. Kegiatan PIMNAS ini diikuti oleh 1426 mahasiswa  yang dibagi dalam 400 tim. Mereka berasal dari 95 perguruan tinggi negeri dan swasta se Indonesia,kata Penanggungjawab Pimnas Sri Atmaja P. Rosyidi dalam sambutannya.

Pembukaan PIMNAS ke-25 ditandai dengan pemukulan lesung oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan  Prof Musliar Kasim yang didampingi Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat  oleh Rektor UMY Dasron Hamid dan Sekda Provinsi DIY Ichsanuri. Usai pembukaan Pimnas dilakukan penyerahan bergilir dari Rektor UGM Prof Pratiknyo kepada  Direktur Penelitian dan Pengandian Masyarakat   Ditjen Penididkan Tinggi Agus Subekti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement