REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Yahoo dan Facebook, mengumumkan mereka telah mencapai kesepakatan pasti guna menyelesaikan semua kasus hukum mengenai hak paten antara kedua perusahaan itu, Jumat (6/7). Kedua perusahaan raksasa media sosial itu melancarkan iklan kemitraan baru.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, yang meliputi izin lintas portofolio paten, Yahoo dan Facebook akan bekerjasama guna menjamin iklan yang dikelompok di kedua jejaring dan lebih menyatukan pembagian antara kedua laman. "Yahoo! dan Facebook juga akan bekerjasama guna membawa liputan besar kegiatan media Yahoo ke pengguna Facebook melalui kerjasama mengenai penyatuan sosial di laman Yahoo!" kata kedua perusahaan tersebut di dalam siaran pers bersama.
Pejabat kepala pelaksana sementara Yahoo, Ross Levinsohn mengatakan, "Kami gembira untuk mengembangkan kemitraan lebih dalam dengan Facebook, dan saya berterima kasih kepada Sheryl (Sandberg) dan timnya karena bersama-sama berusaha keras dengan tim kami guna mengembangkan kesepakatan yang dinamis ini."
"Penggabungan konten premium dan jangkauan Yahoo! sebagai perusahaan media digital terkemuka di dunia dengan Facebook menyediakan kesempatan tak tertandingi bagi pemasang iklan terkenal," kata Levinsohn sebagaimana dikutip Xinhua, Sabtu (7/7).
Sementara Kepala Operasi Facebook, Sheryl Sandberg, mengatakan, ia senang melihat kedua perusahaan tersebut dapat menyelesaikan sengketa mereka dengan cara yang positif. Menurut jejaring berita teknologi AllThingsD, yang melaporkan penyelesaian itu Jumat pagi, tak ada pembayaran uang kontan akan berpindah tangan mengenai sengketa hak paten tersebut.
Yahoo mengajukan tuntutan hukum terhadap Facebook pada Maret, dan menyatakan perusahaan jaringan sosial itu melanggar hak patennya yang mencakup periklanan, privasi, pesan dan jejaring sosial. Facebook mengajukan tuntutan balik terhadap Yahoo pada awal April.
Menurut AllThingsD, dewan pimpinan Yahoo pertama sepakat untuk menuntut Facebook sebab mantan Kepala Pelaksana Scott Thompson menjanjikan pembayaran keuangan besar dari tuntutan itu. Namun mereka mengulurkan tangan bagi penyelesaian dengan Facebook tak lama setelah Thompson mundur dari jabatannya karena masalah gelar akademis pada Mei.