REPUBLIKA.CO.ID, Sekelompok ilmuwan, Georgia mengungkapkan temuan baru mereka, sebuah piranti yang bisa menganalisa nafas seseorang. Lewat nafas, alat itu bisa 'membau kanker' dengan mengidentifikasi komposisi air ludah si peniupnya.
Piranti yang dikembangkan oleh Charlene Bayer dari Georgia Tech dan Geetha Vallabhaneni dari Emory terbukti berhasil mengidentifikasi kanker paru-paru dan payudara hingga 80 persen.
Alat tersebut bekerja dengan mendeteksi senyawa organik yang mengambang di udara. Senyawa itu berbeda dalam orang yang mengidap kanker.
"Ketika pasien bernafas dengan piranti, senyawa kimia akan terperangkat dan diperiksa oleh sensor" bunyi pemaparan cara kerja piranti itu seperti dilansir dalam situs Georgia Tech.
Periste menggunakan metodologi sensor yang mengombinasikan kromatografi gas (sebuah teknik untuk memisahkan senyawa kompleks) dengan sepektometri massa, yang bertugas mengidentifikasi zat-zat kimia pembentuk substansi.
Pola spesifik dalam senyawa itu kemudian ditemukan dan digunakan untuk memastikan apakah penyakit itu ada atau tidak.
Alat ini dinilai penemuan penting karena bisa mendeteksi kanker sejak dini, menghemat ongkos, bila dibanding dengan pemindaian CAT. Tak hanya itu, pasien pun bisa mendapatkan hasir segera di ruang dokter.
Harga piranti itu diprediksi juga cukup murah, sekitar 100 dolar, bila dibanding dengan tes kanker payudara yang bisa menghabiskan hingga 800 dolar untuk sekali pemeriksaan.