REPUBLIKA.CO.ID, HELSINKI - Raksasa ponsel Finlandia, Nokia, Kamis (14/6), mengumumkan rencananya untuk memangkas 3.700 tenaga kerja di Finlandia dan sebanyak 10.000 di seluruh dunia pada 2013. Alasan pemecatan tersebut, kata mereka, demi menghemat biaya.
Nokia bermaksud memangkas pengeluaran sebesar 1,6 miliar euro (dua miliar dolar AS) paling lambat pada 2013. Perusahaan tersebut akan menutup pabriknya di Salo, Finlandia barat-daya, kecuali unit pengembangan produksinya. Sebanyak 850 tenaga kerja akan terkena imbas penutupan tersebut.
Dalam taklimat yang diselengarakan di markas Nokia di Espoo, Kamis, CEO Nokia Stephen Elop mengatakan sangat menyesal atas situasi saat ini. Ia berjanji markas dan kegiatan paling penting pengembangan produk perusahaan tersebut akan tetap berada di Finlandia.
Program penyesuaian Nokia juga meliputi pengaturan kembali jajaran pimpinannya. Tiga wakil presiden pelaksana akan pergi. Selain itu, sebagai bagian dari perubahan itu, Nokia juga akan menjual unit telepon mewahnya, Vertu, kepada perusahaan swasta Swedia, EQT.
Saham Nokia menukik sampai di bawah dua euro pada Kamis di Pasar Bursa Helsinki, setelah pengumuman pengurangan tenaga kerja, dari puncaknya sebesar 65 euro pada 2000.
Pemerintah Finlandia bertemu pada Kamis sore untuk membahas perkembangan masalah Nokia. Perdana Menteri Jyrki Katainen mengatakan penanganan mereka yang terkena pengaruh penting dan Finlandia tak boleh bergeser dari bantuan jangka-panjangnya guna mendorong pertumbuhan.