Jumat 08 Jun 2012 19:36 WIB

Memburu Hacker, LinkedIn Gandeng FBI

linkedIn
Foto: AP/Paul Sukma
linkedIn

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  - Kasus pencurian password yang melibatkan 6, 4 juta akun anggotanya membuat LinkedIn gerah. Tak tanggung tanggung, mereka pun menggandeng FBI untuk memburu peretasnya.

Menurut juru bicara perusahaan Hani Durzy, LinkedIn belum mengetahui apakah akun-akun berpindah tangan akibat pencurian 'password' itu. Sementara juru bicara FBI menolak berkomentar.

Investigasi atas kasus ini masih berada di tahap awal. Durzy juga menjelaskan bahwa mereka belum mengetahui apakah alamat surat elektronik (email) yang digunakan dalam akun LikedIn yang teretas 'password'nya juga telah tercuri.

Pada Rabu, LinkedIn mengkonfirmasi bahwa jutaan 'password' telah tercuri. Perusahaan itu mengatakan pada Kamis waktu setempat bahwa mereka akan menginstruksikan kepada penggunanya untuk me'reset' ulang 'password'. Perusahaan mengirim surat elektronik kepada anggota yang teretas bagaimana cara penggantiannya.

Beberapa ahli keamanan internet mengatakan bahwa 'password' LinkedIn yang tercuri tidak aman dan perusahaan tersebut tidak mempraktikkan langkah yang sudah digunakan 'website-website' terbesar di dunia.

Saat ditanya mengenai kritik tersebut, Durzy mengatakan LikedIn sudah memperkuat keamanan data. "Kami menempatkan kemanan data anggota dalam prioritas utama," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement