REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Indosat Tbk membukukan pendapatan usaha konsolidasian sebesar Rp 4,98 triliun hingga 31 Maret 2012 atau tumbuh 2,1 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Kami telah antisipasi, kondisi pasar tetap menantang selama triwulan pertama tahun ini, dan pada saat kami tetap mampu memperoleh pertumbuhan pelanggan, meski marjin kami mengalami tekanan," kata presiden direktur dan CEO Indosat Harry Sasongko.
"Kami juga melihat perubahan pola pemakaian dalam segmen data yang akan kami respon melalui penawaran data yang terintegrasi untuk ke depan," kata Harry.
Layanan Selular, Data Tetap, dan Telepon Tetap Indosat masing-masing memberikan kontribusi sebesar 82 persen, 13 persen dan 5 persen terhadap pendapatan usaha konsolidasi. Pendapatan Selular meningkat sebesar 3 persen pada triwulan 1 2012, disebabkan peningkatan jumlah pelanggan sebesar 14 persen menjadi 6,4 juta pelanggan dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari jumlah tersebut pendapatan sewa tower memberikan kontribusi sebesar Rp96,7 miliar terhadap pendapatan selular, meningkat 9,9 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.Sedangkan beban usaha sebesar Rp 4,34 triliun pada triwulan 1 2012, meningkat Rp174,5 miliar atau 4,2 persen (yoy).
Kenaikan tersebut terutama karena peningkatan beban jasa telekomunikasi serta beban penyusutan dan amortisasi, tapi diimbangi dengan penurunan beban karyawan. Beban Penyusutan dan Amortisasi meningkat sebesar Rp152,9 miliar atau 9,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu karena investasi yang terus berjalan sehingga terjadi peningkatan jumlah aset tetap.
Beban Pemasaran juga meningkat Rp 57,8 miliar atau 30,8 persen dibandingkan yang disebabkan oleh peningkatan beban iklan, beban promosi dan beban riset pasar.
Sementara total aset turun 1,9 persen menjadi Rp52,15 triliun yang berasal dari penurunan aset lancar (8,3 persen) menjadi Rp 6,04 triliun dan penurunan aset tidak lancar sebesar 1 persen menjadi Rp 46,1 triliun.
Hingga 31 Maret 2012, Indosat memiliki utang Rp 23,11 triliun atau berkurang 3,5 persen setelah membayar utang jatuh tempo.
Perusahaan memiliki fasilitas lindung nilai sebesar 152,1 juta dolar AS atau 11,91 persen dari total obligasi dan pinjaman perusahaan dalam dolar AS sehingga posisi kas per 31 Maret 2012 adalah sebesar Rp1,86 triliun dengan utang bersih sebesar Rp21,25 triliun.
Setelah periode tutup, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menaikkan peringkat Long term Foreign dan Local-Currency Issuer Default Ratings (IDR) Indosat menjadi 'BBB' dari 'BBB-', dengan stable outlook.
Pada saat bersamaan, Fitch juga telah memberikan Indosat peringkat National Long-Term Rating 'AAA (idn)' dan 'AAA (idn)' masing-masing untuk obligasi dan sukuk ijarah yang akan diterbitkan.