Sabtu 05 May 2012 21:31 WIB

AS Ternyata Rentan Soal Keamanan Cyber

Rep: lingga permesti/ Red: M Irwan Ariefyanto
Cyber crime
Cyber crime

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON-- Sebuah laporan Agensi Manajemen Darurat Federal Amerika Serikat (FEMA) menyatakan negara Paman Sam itu mempunyai masalah terbesar dalam keamanan cyber. Menurut laporan itu, sekitar dua pertiga perusahaan-perusahaan AS sering menjadi korban keamanan cyber.

Dalam insiden ini, data yang aman biasanya dengan sengaja atau tidak sengaja disalin, ditransimisikan atau dicuri oleh pihak yang tidak berhak melakukannya.

FEMA mengatakan bahwa langkah-langkah seperti pengumpulan data yang digunakan oleh perusahaan dan pemerintah federal sebagai upaya untuk meminimalkan pelanggaran tersebut. "Kita selalu menjadi pihak yang kalah, selalu akan ada orang yang mencoba untuk meretas dan mengeksploitasi kerentanan suatu sistem yang di update. Setiap update selalu ada berbagai kelemahan," kata ahli Computer Help di New York, Yakub Jeffers Mehren.

 

Namun, mantan pejabat AS mengatakan agen-agen intelijen telah mampu memata-matai warga Amerika selama bertahun-tahun. Menurut penulis dan mantan pejabat Badan Keamanan Nasional James Banford, perusahaan telekomunikasi AS, AT & T, telah menyerahkan secara ilegal jutaan halaman informasi pribadi milik pelanggan untuk badan-badan intelijen. Amerika Serikat juga dilaporkan membangun fasilitas multi-miliar dolar baru di Utah yang dirancang untuk memantau semua panggilan dan pesan teks yang dikirim dan diterima oleh warga negara AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement