REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--SAP (Systemanalise und Programmentwicklunga), menyatakan penjualan peranti lunaknya di Indonesia naik 41 persen pada kuartal pertama tahun ini.
"Penjualan kuartal pertama 2012 kami di Indonesia adalah penjualan terbaik sepanjang bisnis kami di sini yaitu mencapai 41 persen," kata Presiden SAP Asia Pacific Japan, Steve Watts, di Jakarta, Kamis.
Managing Director SAP Indonesia Singgih Wandjojo menambahkan bahwa pertumbuhan tersebut berasal dari produk aplikasi dan database.
"Namun mulai kuartal kedua kami akan mencoba untuk mengembangkan layanan analisis karena perusahaan semakin membutuhkan peranti yang dapat membuat mereka membuat keputusan yang tepat," kata Singgih.
Dengan pertumbuhan yang baik itu, SAP siap mengekspansi bisnisnya ke sejumlah kota di Indonesia, terutama Surabaya, Semarang, Medan, dan Makassar.
"Saya hadir di Indonesia untuk melihat kemungkinan investasi, pada November 2011 kami berinvestasi senilai 2,5 miliar AS di China, dan saat ini kami pikir Indonesia mungkin Indonesia akan menjadi pasar yang tumbuh lebih besar dibanding Asia yang hanya tumbuh sekitar 20-30 persen," ungkap Steve.
Untuk Indonesia, Steve menargetkan pertumbuhan pada 2012 dalam kisaran 40-50 persen.
"Bentuk investasi yang akan kami lakukan untuk lima produk, pertama adalah mobile software karena saat ini masyarakat ingin menggunakan teknologi di mana saja dan kapan saja dan terkoneksi dengan Internet," ungkap Steve.
Kedua, produk data dan layanan teknologi seperti SAP HANA yang menurut Steve berkontribusi sebesar 25 persen dari penjualan.
"Selanjutnya produk analisis agar perusahaan membuat keputusan yang tepat, kemudian produk cloud yaitu bagaimana menolong konsumen bila ingin berbagi teknologi informasi dengan pihak lain," jelas Steve.
Terakhir , produk aplikasi, yang menjadi bisnis inti SAP yaitu peranti lunak yang dapat digunakan dalam waktu yang lama.
"Untuk kuartal kedua tahun ini pertumbuhan SAP secara global ditargetkan sebesar 15-16 persen, di Asia adalah 30-40 persen dan Indonesia harus lebih besar lagi yaitu hingga 50 persen," ungkap Steve tanpa mau mengungkap pangsa pasar SAP di Asia Pasifik maupun Indonesia.
"Intinya kami memberikan apa yang konsumen inginkan yaitu inovasi dan keberlanjutan kemitraan bisnis," kata Steve.
Menurut Singgih, konsumen SAP di Indonesia 50 persen masih perusahaan, selanjutnya perbankan, dan ritel termasuk usaha kecil dan menengah.
Pada penjualan peranti lunak SAP di Asia Pasifik Jepang Non-IFRS (International Financial Reporting Standards) tumbuh 19 persen yaitu sebesar 123 juta euro, sedangkan pendapatan peranti lunak dan layanan terkait non-IFRS tumbuh 22 persen menjadi 440 juta euro.