REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) secara resmi mematikan jaringan (phase out) akses telekomunikasi melalui jaringan kabel tembaga menjadi serat optik sebagai pertanda mulainya modernisasi jaringan untuk mendukung transformasi bisnis perusahaan.
"Untuk tahap awal `phase out` dilakukan di kawasan Segitiga Emas Emas Jakarta, yaitu area Sudirman, Thamrin, dan Kuningan," kata Direktur Utama Telkom, Rinaldi Firmansyah, di Jakarta, Rabu.
Menurut Rinaldi, phase out ini menandakan transformasi bisnis dari perusahaan berbasis Infokom menjadi Telecommunication Information Media, and Edutainnment (TIME) serius dilakukan dan tidak pernah berhenti.
Dengan demikian, kata dia, nantinya pembangunan serat optik dilakukan secara nasional dari ujung barat sampai ujung timur kepulauan Indonesia dengan total panjang 23.713 km mencakup 345 kabupaten atau sekitar 69 persen secara nasional dengan target 100 persen pada 2016.
Adapun total kapasitas bandwidth di optical backbone mencapai 1,78 tera bit per second (Tbps) dengan didukung jaringan metro ethernet untuk aggregasi regional sebanyak 1.006 node metro seluruh Indonesia.
Pada tahun 2012, kaya Rinaldi, perseroan mengalokasikan dana sekitar Rp4 triliun untuk modernisasi jaringan akses dengan target 2,4 juta satuan sambungan layanan di 66 Sentral STO, meliputi area Jakarta, Bandung, Cirebon, Pekalongan, Purwokerto, Semarang, Solo, Surabaya, Yogyakarta, Bandarlampung, Medan, Padang, Palembang, dan Pekanbaru.
Hingga 2015, program modernisasi jaringan akses ditargetkan 13 juta satuan sambungan dengan total investasi sekitar dua miliar dolar AS.
Modernisasi ini, lanjut dia, juga memicu kualitas layanan dari telepon meningkat, diversifikasi produk ke masyarakat makin beragam, dan layanan seluler bisa terdukung `backbone`-nya.
Telkom juga siap menuju jaringan information & communication technology (ICT) berbasis IP dan optical network yang menjadi tulang punggung terbentuknya "next generation nationwide broadband network" (NG-NBN), kata Rinaldi menegaskan.
Selama ini, jika menggunakan kabel tembaga kecepatan akses yang didapat hanya mampu menyalurkan maksimal hingga 4Mbps, sementara dengan serat optik mampu menyalurkan bandwith hingga 100Mbps dengan teknologi berbasis multi-service access node (MSAN) & gigabit passive optical network (GPON).
Guna medukung peningkatan bandwidth, Telkom menyiapkan kapasitas bandwidth gateway Internet sebesar 123 giga bit per second (Gbps), dengan didukung infrastruktur content deliver network (CDN) Google, Youtube, Akamai sebesar 82 Gbps di Jakarta, Batam, dan Surabaya, serta peering domestik sebesar 32 Gbps.
Menurut Head Of Corporate Communication and Affair Telkom Eddy Kurnia, setidaknya terdapat empat elemen yang dilakukan perseroan dalam transformasi bisnis TIME.
Empat elemen yang dimaksud, pertama transformasi infrastruktur dan sistem operasi; kedua, transformasi Sumber Daya Manusia (SDM) dan organisasi; ketiga, transformasi portofolio bisnis; keempat, transformasi budaya perusahaan.