REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mengalokasikan dana sekitar Rp4 triliun untuk pengembangan serat optik guna meningkatkan kualitas layanan dan diversifikasi produk bagi masyarakat.
"Pada 2012 ini perseroan melakukan program modernisasi jaringan akses dengan target sebanyak 2,4 juta satuan sambungan layanan di 66 Sentral Telepon Otomat (STO)," kata Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah, pada acara Phase Out STO Semanggi 2, di Jakarta, Senin.
Pada kesempatan itu Rinaldi disaksikan para direksi dan Komisaris Utama Jusman Safei Djamal didaulat mematikan jaringan (phase out) akses telekomunikasi kabel tembaga yang selama ini melayani kebutuhan pelanggan di kawasan Segitiga Emas yakni Sudirman, Thamrin dan Kuningan.
Rinaldi menjelaskan, telah mengganti jaringan kabel tembaga dengan optik sejak 2011. Jaringan akses sebanyak 360.000 satuan sambungan layanan di 8 STO di dua kota besar di Indonesia yaitu Jakarta dan Surabaya, telah dilakukan.
Ia menjelaskan, untuk wilayah Jakarta modernisasi dilakukan di STO Cengkareng, Gandaria, Kebayoran Baru, Semanggi1, Slipi, Rawamangun dan Kelapa Gading, sedangkan untuk wilayah Surabaya meliputi STO Injoko dan Manyar.
Sementara di 66 STO pada 2012 meliputi?Jakarta, Bandung, Cirebon, Pekalongan, Purwokerto, Semarang, Solo, Surabaya, Yogyakarta, Bandarlampung, Medan, Padang, Palembang dan Pekanbaru.
Menurut Rinaldi, "phase out" ini menandai diimplementasikannya next generation network (NGN) secara "end 2 end" mulai dari internet protocol (IP) core hingga jaringan akses secara masif.
Dengan demikian sentral telepon digital Indonesia diganti dengan softswitch dan digantikannya jaringan kabel tembaga dengan jaringan kabel fiber optic.
Untuk menyelesaikan modernisasi seluruh jaringan serat optik tersebut dibutuhkan dana sekitar 2 miliar dolar AS yang diharapkan rampung pada 2016. "Untuk yang Rp4 triliun pada tahun ini (2012) akan dialokasikan dari belanja modal (capex) perseroan," ujarnya.
Hingga 2015 program modernisasi jaringan akses ditargetkan sebanyak 13 juta satuan sambungan layanan (SSL) dengan kemampuan true broadband.
Bertahap
Pembangunan fiber optic dilakukan secara nationwide dari ujung barat sampai ujung timur kepulauan Indonesia dengan total panjang 23.713 km mencakup 345 kabupaten atau sekitar 69 persen secara nasional dengan target 100 persen pada 2016.
Adapun total kapasitas bandwidth pada optical backbone mencapai 1,78 tera bit per second (Tbps ) dengan didukung jaringan metro ethernet untuk aggregasi regional sebanyak 1.006 node metro seluruh Indonesia.
"Penggunaan serat optik ini menjadikan kapasitas semakin besar sehingga layanan berbasis video pun bisa dinikmati oleh pelanggan telepon tetap," kata Rinaldi.
Selain itu, pelanggan telepon tetap bisa menikmati akses Wifi dengan kecepatan lebih luas. Sementara dengan jasa seluler bisa juga digunakan sebagai backbone.
Berdasarkan catatan, jika menggunakan kabel tembaga kecepatan akses yang didapat hanya mampu menyalurkan maksimal hingga 4Mbps. Dengan menggunakan serat optik mampu menyalurkan bandwith hingga 100Mbps dengan? teknologi berbasis multi service access node (MSAN) & gigabit passive optical network (GPON).
Guna medukung peningkatan bandwidth yang dimiliki, Telkom menyiapkan kapasitas bandwidth gateway Internet sebesar 123 giga bite per second (Gbps), dengan didukung infrastruktur content deliver network (CDN) Google, Youtube, Akamai sebesar 82 Gbps di Jakarta, Batam dan Surabaya serta? peering domestik sebesar 32 Gbps.