Ahad 29 Apr 2012 16:54 WIB

Inilah Aplikasi Mobile untuk Mengurangi Gizi Buruk

Rep: Anjar F/ Red: Heri Ruslan
Gizi Buruk (ilustrasi)
Gizi Buruk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kasus gizi buruk masih banyak terjadi di Indonesia. Menurut data Kementerian Kesehatan pada 2011, sekitar 900 ribu balita di Indonesia menderita gizi buruk. Sedangkan menurut Unicef, 7,8 juta anak terhambat pertumbuhannya akibat gizi buruk.

Kondisi tersebut menginspirasi empat anak muda lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengembangkan aplikasi khusus. Mereka adalah Dody Qori Utama, Kania Audrint, Anggunmeka Luhur Prasasti, dan Arganka Yahya yang tergabung dalam tim Gatotkaca.

”Kami sepakat untuk membuat aplikasi mobile berbasis smartphone yang bisa bermanfaat untuk mengurangi tingkat gizi buruk di Indonesia,” kata Kania dalam siaran persnya, pekan lalu.

Aplikasi yang diberi nama Childhood tersebut, lanjutnya, dikembangkan untuk membimbing ibu dalam mengasuh anak-anak mereka pada usia nol hingga lima tahun. Aplikasi ini bisa dijalankan di berbagai perangkat smartphonedari berbagai macam sistem operasi, seperti windows phone 7, android, symbian, java, dan perangkat mobile lainnya sehingga mudah untuk digunakan kapan saja dan di mana saja. Hal itu bisa dilakukan karena aplikasi Childhood menggunakan layanan cloud windows azuredan SMS gateway.

Kania menjelaskan, orang tua yang menggunakan aplikasi ini akan mendapatkan berbagai macam informasi tentang anak-anak mereka. Antara lain tentang status gizi dan pertumbuhan fisik, jadwal vaksinasi, makanan yang tidak aman untuk anak berdasarkan umur, dan tips serta trik untuk mendapatkan pertumbuhan anak yang optimal.

“Semua informasi penting tersebut kami dapatkan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan panduan MTBS (manajemen terpadu balita sehat) dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang dijadikan rujukan bagi para bidan di Indonesia,” ungkapnya.

Childhood memiliki 10 menu utama. Yaitu nutritional status, physical growth, vaccine, nutritional calculator, self diagnostic tool, schleric conjunctiva, disease alert, food alert, ferning saliva test, dan tips and trick. Aplikasi tersebut menjadi juara pertama dalam kompetisi Imagine Cup 2011 yang diselenggarakan Microsoft dan mewakili Indonesia dalam Imagine Cup 2011 tingkat global yang berlangsung di New York, Amerika Serikat.

Tim Gatotkaca, jelasnya, mendapatkan tawaran dari pihak pemerintah maupun swasta untuk mengembangkan aplikasi Childhood lebih lanjut. Pihaknya juga sempat mempresentasikan hasil karya tersebut dalam rapat koordinasi nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Solo beberapa waktu lalu dan mendapat sambutan yang antusias karena memang dibutuhkan untuk membantu pekerjaan bidan.

“Saat ini kami tengah melakukan negoisasi dengan salah satu perusaahan swasta untuk mengembangkan aplikasi Childhood. Kami berharap aplikasi ini bisa segera digunakan di seluruh Indonesia karena akan banyak balita yang diselamatkan dan tidak mengalami gizi buruk,” tegas Kania.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement