REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia Tbk (GGIA) memastikan layanan internet nirkabel (Wi-Fi) untuk seluruh armadanya tidak diberikan gratis, tetapi akan dikenakan biaya namun tetap dengan tarif ekonomis.
"Tidak gratis. Yang pasti akan dikenakan biaya sesuai dengan penggunaannya," kata Direktur Operasional Garuda Ari Sapari saat ditemui di kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Selasa, terkait dengan rencana penambahan layanan Wi-Fi dalam penerbangan Garuda.
Ia mengungkapkan pengenaan biaya ini karena Garuda menggunakan saluran satelit yang membutuhkan dana yang besar untuk pengembangannya. Perseroan juga sudah menghitung berapa biaya yang akan dikenakan kepada pengguna layanan Internet tersebut.
"Kita sudah menghitung berapa besar biaya yang akan dikenakan kepada penumpang," katanya.
Kendati demikian, menurut Ari, Garuda tengah memproses instalasi, kesiapan penyedia layanan (provider), serta perizinan dari Kementerian Perhubungan. Hal ini terkait undang-undang dan peraturan penerbangan yang tidak mengizinkan layanan Internet dalam penerbangan.
"Kita mengharapkan dapat segera mendapatkan izin dari Kementerian Perhubungan," imbuhnya.
Ia mengakui layanan Internet nirkabel dapat meningkatkan pelayanan bagi pengguna jasa Garuda Indonesia.
Menurut Ari, layanan tersebut mulai beroperasi pada 2012. Untuk itu, Garuda menggandeng PT Telkom untuk kerja sama dalam bisnis penggunaan jasa telekomunikasi, informasi, dan jasa transportasi.
Adapun Telkom akan mengembangkan layanan In Flight Connectivity dan pengembangan jaringan IT Garuda melalui anak perusahaan Garuda Aero System.