Sabtu 07 Apr 2012 17:21 WIB

Kawin Silang Sapi Bali-Banteng, Hasilnya Adalah....

Sapi Bali, tak kalah dengan sapi impor.
Foto: iral-pena.blogspot.com
Sapi Bali, tak kalah dengan sapi impor.

REPUBLIKA.CO.ID,PASURUAN--Seekor pedet (anak sapi) hasil persilangan induk betina Sapi Bali (Bos javanicus f. domestica) dengan pejantan Banteng Jawa (Bos Javanicus) hasil kerja sama Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dengan Taman Safari Indonesia (TSI) II Prigen, Pasuruan, Jawa Timur pertama kali lahir.

Anakan sapi hasil persilangan antara induk Sapi Bali dengan Banteng Jawa yang lahir di Taman Safari Indonesia II Prigen, Kamis (05/4) lalu berjenis kelamin jantan dengan bobot 21 kilogram.

Anakan sapi silangan hasil gagasan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo atau yang akrab dipanggil Pak De Karwo yang kini masih dirawat intensif di kandang karantina TSI Prigen diberi nama Sapi Dewo (singkatan dari Pak De Karwo).

Manager TSI II Prigen, Tommy Sands Wungkar,sabtu, mengatakan, anakan jenis baru tersebut merupakan salah dari dari 10 sapi Bali yang disilangkan dengan pejantan Banteng Jawa di TSI Prigen.

Tommy menjelaskan, proyek persilangan sapi Bali dengan banteng Jawa kerja sama antara Dinas Peternakan Provnsi jawa Timur dengan TSI II Prigen merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas genetika dan produktivitas daging sapi Bali.

Dijelaskan, gagasan Gubernur Jawa Timur tersebut telah dirintis sejak 2010 lalu. Tujuannya, memanfaatkan potensi genetika banteng Jawa yang merupakan endemik Jawa Timur untuk memperbaiki sapi Bali yang ada di Jawa Timur.

Kurator Satwa TSI II Prigen, Ivan Chandra mengatakan, hasil perkawinan silang antara sapi Bali dengan pejantan banteng Jawa mampu menghasilkan anakan sapi Bali dengan performance berbeda dengan sapi Bali pada umumnya yang telah mengalami penurunan kualitas akibat perkawinan sedarah (inbreeding) yang telah berlangsung puluhan tahun.

Akibatnya, lanjut Ivan, kualitas maupun produktivitasnya dagingnya juga turun. Sapi hasil perkawinan silang dengan banteng diprediksi akan mampu menghasilkan bobot sekitar 450 kilogram per ekor atau lebih tinggi dari bobot sapi Bali pada umumnya, yaklni sekitar 300 kilogram per ekor.

Ivan juga mengatakan, sapi baru hasil persilangan juga akan menghasilkan sapi yang kebal dengan virus Jembrana yang selama ini menjadi masalah pengiriman sapi Bali ke tempat lain karena penularan virus.

Sedangklan sapi baru hasil silang masih membawa sifat sapi Bali yang memiliki angka reproduksi yang tinggi dan tingkat adaptasi yang sangat baik terhadap kondisi pakan yang jelek, bahkan toleransi terhadap lingkungan yang panas. Sedangkan kelemahannya yang rentan terhadap penyakit tertutupi oleh bakat banteng jawa yang kuat terhadap jenis virus tertentu.

Diketahui pula banteng juga merupakan nenek moyang dari sapi Bali, atau dengan kata lain sapi Bali merupakan hasil domestikasi. Sehingga keturunan hasil persilangan antara antara sapi Bali dengan banteng Jawa yang mempunyai keunggulan tersebut bisa dikembangkan sebagai bibit unggul sapi Bali.

Dijelaskan, kegiatan penyilangan antara induk sapi bali dengan pejantan banteng dimulai dengan mendatangkan lima ekor sapi Bali betina oleh Dinas Peternakan Jawa Timur pada 20 April 2011 lalu. Sedangkan pejantan banteng yang digunakan adalah Matos, seekor banteng jantan yang telah berumur lima tahun, hasilpenangkaran TSI II Prigen.

Setelah proses adaptasi, setrelah sekitar sepekan kemudian Matos mulai mengawini sapi-sapi tersebut. Selama masa kebuntingan, tim medis TSI Prigen dan Dinas Peternakan Jatim secara rutin terus memantau dan memeriksa kebuntingan. Bahkan tim juga telah menyiapkan tim bedak caesar sebagai persiapan untuk berjaga-jaga seandainya terjadi distokia.

Setelah menunggu 9 bulan 10 hari, dan mempersiapkan kandang kelahiran , maka pada 5 April lalu sekitar pukul 10.20 lahir seekor anak sapi jantan hasil persilangan tersebut secara normal.

Anak sapi jenis jantan lahir dengan bobot 21 kilogram, tinggi 72 centimeter, panjang badan 45 centimeter, dan lingkar dada 67 centimeter.

Dari data tersebut terlihat adanya peningkatan berat lahir jika dibandingkan dengan berat lahir anak sapi Bali yang berkisar antara 12 kilogram hingga 17 kilogram, atau terjadi peningkatan signifikan bobotnya sebesar empat kilogram.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement