REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Masyarakat Indonesia Anti-Pemalsuan (MIAP) mendesak pemerintah untuk lebih tegas mencegah peredaran software atau perangkat lunak komputer bajakan, agar tidak mematikan keberadaan produk-produk buatan lokal.
"Ketika produk-produk mereka dibajak, sudah pasti tidak ada aliran pendapatan yang layak bagi para 'Independent Software Vendor' lokal dan kreativitas mereka juga menurun," kata Ketua MIAP Widyaretna Buenastuti.
Menurut dia, penggunaan perangkat lunak bajakan untuk komputer di Indonesia hingga saat ini masih sangat tinggi, kendati langkah penertiban telah sering dilakukan.
Mengutip hasil penelitian PC Shipment, ia menyebutkan Surabaya menjadi kota terbesar dalam penggunaan software komputer bajakan, yakni mencapai 90-95 persen dari keseluruhan yang beredar, lebih tinggi dibanding Jakarta dan Bandung yang berkisar 70-85 persen.
"Tingginya pembajakan itu berarti masyarakat masih belum memahami pentingnya membeli produk asli. Padahal banyak dari produk-produk software itu yang dibuat oleh anak negeri," ujar Widyaretna.
Ia menambahkan, masalah pembajakan ini semestinya menjadi perhatian pemerintah agar produk lokal bisa berkembang dengan cepat.
Secara terpisah, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Dedy Suhajadi mengemukakan, maraknya penggunaan software bajakan sangat mengganggu gerak perekonomian, terutama hilangnya potensi pendapatan negara dari sektor pajak.
Mengutip hasil studi MIAP dan LPEM FE-UI terhadap 12 sektor industri pada periode Juni-Oktober 2010, Dedy menyebutkan bahwa pembajakan software berada pada peringkat kedua (34,1 persen), setelah barang-barang dari kulit palsu (35 persen), dengan potensi Produk Domestik Bruto (PDB) yang hilang mencapai Rp34,2 triliun.
"Kalau kondisi ini terus dibiarkan, tentu pengembangan industri berbasis teknologi akan terhambat. Pajak yang hilang hingga triliunan rupiah itu semestinya bisa digunakan untuk insentif bagi pengembangan teknologi informasi," katanya.
Kampanye penggunaan perangkat lunak komputer juga terus dilakukan sejumlah produsen, asosiasi maupun lembaga swadaya masyarakat dalam upaya menekan tingginya angka pembajakan.
"Kami terus mengimbau calon konsumen untuk memakai software yang resmi dan asli, meskipun keputusan akhir ada pada mereka atau calon pembeli," kata Humas Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Jatim, Kurniawan.