Kamis 15 Mar 2012 19:55 WIB

Pakar: Arang Bisa Tingkatkan Kesuburan Tanah

CETAK LAHAN SAWAH. Seorang pekerja membajak lahan sawah dengan traktor
Foto: Antara
CETAK LAHAN SAWAH. Seorang pekerja membajak lahan sawah dengan traktor

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Metode "Tera Preta Sanitarion" (Tanah Hitam) yang mencampurkan tanah dengan arang terbukti menyuburkan dan meningkatkan kualitas tanah, kata Pakar Kajian Manajemen dan Perlingan Air Universitas Teknologi Hamburg Jerman Prof Dr Ralph Otterpoh di Bandung, Kamis.

"Penelitian ini berasal dari kebudayaan kuno bangsa Amazone. Kebiasaan masyarakatnya membakar biomasa dan membenamkannya ke dalam tanah untuk meningkatkan kesuburannya. Tanah yang bagus juga bisa mencegah kekeringan dan banjir," kata Ralph pada Diskusi Lingkungan Hidup dengan Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPLKTS).

Ralph menyebutkan, dirinya telah melakukan riset terhadap metode itu yang sudah dilakukan selama 20 tahun.

Tanah yang dikelola bangsa Ameridian antara 500-2500 tahun lalu itu, kata dia, mempertahankan kandungan karbon organik dan kesuburan yang tinggi, bahkan beberapa ribu tahun setelah ditinggalkan penduduk setempat.

Sumber bahan organik tanah tersebut dan retensi hara yang tinggi ternyata disebabkan kandungan karbon hitam (biochar) yang tinggi. Sedangkan tanah asam di sekitarnya memiliki tingkat kesuburan yang rendah.

"Ada tiga poin untuk mendukung metode ini yakni masalah air, sanitasi yang inovatif dan pengurangan energi atau bio-waste," katanya.

Menurut dia, air yang bagus datang dari tanah yang subur dan mengandung banyak humus. Kemudian dipadukan inovasi sistem sanitasi. Ia mencontohkan feces atau kotoran manusia bisa dijadikan kompos, dengan mencampurkan gula dan bakteri asam laksit ke dalamnya.

Terakhir penghematan energi, ia mencontohkan dengan menggunakan tungku arang kayu, masyarakat bisa menghasilkan arang sekaligus menjadi bahan pembakaran.

Sementara Ketua Dewan Pakar DPKLTS Sobirin menyebutkan motode itu sangat relevan dan mengakui campuran arang memberikan kesuburan tanah. Bahkan menurut dia Indonesia punya banyak sumber biomassa yang lebih baik daripada arang, contohnya tanah vulkanik.

"Indonesia memiliki banyak gunung berapi, karena itu tanah vulkanik kita juga sangat banyak dan bermanfaat daripada arang yang membutuhkan pembakaran. Daerah subur Indonesia sebagian besar adalah kawasan vulkanik purba," kata Sobirin.

Lebih lanjut Sobirin berharap Raplh untuk ikut berkerja sama dengan DPLKTS dalam penelitian tentang tanah vulkanik. Pakar dari Jerman itu menyambut baik tawaran tersebut.

Selain itu Ralph juga membahas tentang konsep bio-energi yang dikenal masyarakat saat ini justru merugikan. Lahan luas yang dipakai untuk menghasilkan bio energi malah membuat persaingan dengan produksi pangan.

"Lahan idealnya untuk pertanian, sedangkan sumber energi idealnya memanfaatkan energi matahari sebagai sumber daya tak terbatas," katanya menambahkan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement