REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Nahdlatul Ulama (NU) akan semakin mudah bersilaturahim setelah Smartfren meluncurkan kartu Ummat, awal Maret lalu. Kehadiran kartu Ummat ini hasil kerja sama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PT Smartfren Telecom Tbk (Smartfren).
Head of Core Product, Smartfren, Sukaca Purwokardjono ketika diwawancarai Republika Online, Rabu (14/3) mengatakan, kehadiran Kartu Ummat Smartfren ini sebagai langkah maju bagi NU. "Terutama memajukan teknologi komunikasi dan silaturahim antar warga Nahdliyin dan umat Islam," ungkap Sukaca yang juga akrab dipanggil Koco ini.
Kartu Ummat adalah kartu prabayar berbasis CDMA yang diperuntukkan bagi warga Nahdliyin dan umat Islam secara umumnya. Setelah peluncuran perdananya 4 Maret lalu, Smartfren menargetkan satu juta pengguna Kartu Ummat akan terealisasi pada tahun ini.
Koco menjelaskan, kelebihan kartu Ummat ini. Pengguna akan mendapat layanan gratis telpon ke sesama dan Rp 10 per detik ke semua operator. Kartu ini juga memiliki akses internet dengan kecepatan hingga 14,7 Mbps dan bebas biaya akses ke jejaring sosial Facebook dan Twitter.
Selain itu kelebihan kartu Ummat ini adanya kontribusi zakat 2,5 persen yag diambil dari ketika mengisi ulang pulsa. Tetapi, jelas Koco, pengguna tidak mendapatkan pemotongan jumlah pulsa sama sekali. Hasil zakat itu nantinya akan diberikan ke PBNU untuk dikelola secara profesional. "Zakat ini dikelola NU untuk kemakmuran dan kesejahteraan ummat juga," ungkapnya.
Sayangnya, kartu Ummat ini sekarang masih dalam tahap distribusi ke seluruh pulau Jawa. Pada 2012 Smartfren masih menargetkan pengguna dan warga Nahdliyin di pulau Jawa, Madura dan Bali sebagai pasar potensial. Dan baru setahun mendatang Kartu Ummat akan merambah ke pulau Sumatra dan pulau lain di Indonesia.