REPUBLIKA.CO.ID,Makam-makam raja dan pembesar Cina
menyimpan peta bintang di cekungannya.
Ada Lumbung Langit, Deretan Toko,
Langit Raja, dan Putra Mahkota.
Cina memandang langit
sebagai bagian kekaisaran mereka.
Suatu hari di tahun 1987. Tukang-tukang batu yang meletakkan fondasi untuk sebuah sekolah dasar di kampus Universitas Jiaotong, Xian, Cina membentur sebuah makam. Tak dikenal, dan tampaknya kuno. Mereka lalu memanggil arkeolog. Ternyata, pemilik makam tak dikenal meninggalkan warisan yang menarik yang hanya dikenal di Barat. Pada cekung langit-langit ada peta bintang kuno yang menggambarkan suatu seri konstelasi yang dikenal dalam astronomi Cina --peta tertua yang terakurat yang pernah ditemukan.
Kuburan itu tampaknya berasal dari seorang pegawai negeri terkemuka, yang meninggal di usia 60 tahun. Dari isinya --sekitar 200 koin bertebaran di lantai dan beberapa vas-- dan konstruksi, arkeolog memperkirakan makam berasal dari Dinasti Han Barat, sekitar 25 sebelum masehi.
Sebuah garis merah mengelilingi dinding makam --tampaknya menggambarkan pemisahan antara langit dan bumi. Peta langit pada langit-langitnya sangat berbeda dari peta bintang ala Barat. Dari peta itu ditemukan, pada masa purbakala, astronom Cina membagi langit malam ke dalam tujuh ratus konstelasi.
Lebih banyak dibandingkan konstelasi Yunani.
Para astronom itu mengindentifikasi secara kasar 300 kelompok bintang kecil atau 'asterism'. Sebagian besar kelompok terdiri tak lebih dari lima bintang. Mereka melihat cekungan langit sebagai makrokosmos kerajaan Cina, dan hampir setiap aspek hidup diwakili di sana. Asterism dan bintang bintang di wilayah Istana Ungu --yang selalu berada di atas cakrawala-- terdiri dari Raja, Ratu, dan Putra Mahkota. Juga tampak di langit Menteri, Penegak Hukum, Panglima Tertinggi, Penjara Langit, Lumbung Langit, Deretan Toko, dan Kandang Langit.
Sebuah planet atau komet yang memasuki sebuah konstelasi dijelaskan sebagai pertanda yang penjelasannya dipersamakan dengan bumi. Cerita astrologi dari abad 7 M menyatakan, ''Ketika komet meninggalkan (pasar Langit), perubahan-perubahan terjadi di kawasan pasar, dan perubahan modal bisa diharapkan.''
Benda yang paling penting sesuai pembagian Cina adalah xiu -- ada 28 konstelasi mengelilingi wilayah-wilayah katulistiwa. Xiu mempunyai garis paralel dengan zodiac Barat, yang memainkan peran penting dalam astrologi. Xiu digunakan untuk menetapkan posisi bintang-bintang dalam asterism yang lain. Tahun 1978, sebuah daftar yang berisi 28 xiu ditemukan di sebuah makam di propinsi Hubei, tertulis pada penutup peti lak berasal dari 433 SM. Bintang ini sama dengan kelompok bintang yang digambarkan pada peta bintang Jiaotong.
Warna-warna peta --sebagian besar merah, biru, dan hijau-- masih cukup nyata, walaupun beberapa lukisan telah terkelupas. Kelompok bintang xiu ditampilkan dalam sebuah cincin bergaris tengah 2,9 meter. Cincin merupakan representasi khas Taois, yang terdiri atas Matahari (berisi burung gagak terbang), Bulan (dilengkapi kelinci dan katak), dan lalat berterbangan di kabut. Cincin juga mengartikan bahwa orientasi hubungan konstelasi yang satu dengan lainnya tidak akurat. Namun, konstelasi secara individual secara jelas terindera. Sekitar setengah xiu yang ada di langit-langit makam masih dipertahankan dengan baik. Beberapa di antaranya mirip gambar yang ada pada peta bintang yang dibuat kemudian.
Sebanyak 80 bintang digambarkan sebagai titik-titik putih dengan ukuran yang sama, bergabung dalam garis-garis pendek. Beberapa konstelasi pada peta Jiaotong menampilkan ilustrasi manusia dan binatang. Lukisan di Jiaotong menampilkan simbol empat arah kardinal: naga (menunjukkan langit timur), kura-kura (utara), macan (timur), dan burung (selatan). Naga dan macan dirusak dengan sengaja oleh pencuri, mungkin mereka dianggap sebagai penjaga makam.
Hingga beberapa tahun silam, makam itu menderita kerusakan akibat jamur dan dari nafas pengunjung --sebenarnya makam tidak benar-benar terbuka oleh publik. Zhang Ji-zhen, guru besar teknik elektro di Universitas Jiaotong, bertindak sebagai pemelihara makam dan berencana memasang sistem periskop sehingga peta bintang dapat dilihat dari luar.
Semula, hanya ilustrasi beberapa asterism yang diisolasi, khususnya Beidou, yang telah diketahui bertahan dari 6 M atau sebelumnya. Setelah penemuan itu, mungkin akan banyak lagi peta bintang lain yang lebih menarik yang akan ditemukan. Setidaknya, sejak masa Qin Shihuang --raja yang menghasilkan apa yang sekarang terkenal dengan Terracota Army, yang wafat 210 SM-- kebiasaan menggambarkan bintang-bintang di langit makam itu menjadi kebiasaan.
Para penulis Cina mencatat bahwa dalam kamar penguburan Xin Shihuang bintang-bintang ditampilkan sebagai mutiara. Tetapi, baru sebuah ruang tambahan dari musoleumnya di Lintong, sekitar 30 km dari bagian timur Xian, yang sudah digali. Dengan nama Chang'an --artinya kedamaian abadi, Xian saat itu menjadi ibukota Cina selama dinasti Han Timur (202 SM hingga 9 M). Diduga sejumlah makam kerajaan di tempat itu menyimpan hal yang sama. Sejumlah makam kerajaan yang belum tereksplorasi ada di sekitarnya. Tapi, dana yang tersedia terlalu sedikit untuk dapat menyelidikinya.
Peta bintang yang tertua di Cina berikutnya, berasal dari 526 M, berada di Luoyang di Propinsi Henan. Peta ini juga dilukis di langit-langit makam. Waktu itu, Luoyang merupakan ibukota dinasti Wei bagian utara. Peta yang buatannya kasar ini ditemukan pada 1973. Peta menggambarkan bintang-bintang sebagai lingkaran-lingkaran merah dengan latar belakang kekuning-kuningan. Beberapa konstelasi yang terpisah dari Beidou dapat diamati. Milky Way cukup menonjol dalam konstelasi itu. Tetapi, cekungan itu berbeda dengan yang ditemukan di Jiaotong. Peta di Louyang membagi dua langit malam. Hal ini tak tampak pada lukisan Jiaotong.
Peta-peta bintang ini merupakan satu bukti keahlian astronom-astronom Cina di awal peradaban. Katalog yang berasal dari 70 SM misalnya memuat daftar koordinat langit dengan 120 bintang. Tulisan-tulisan Cina menunjukkan bahwa peta bintang yang detail dan bola-bola dunia diproduksi dari tahun pertama Masehi ke atas, tak satu pun bertahan utuh. Sebuah peta dibuat sekitar 27 SM menggambarkan 1464 bintang dalam 284 kelompok, dan jumlah angka ini mempengaruhi konstelasi peta-peta di abad pertengahan.
Lepas dari peta-peta berwarna yang tak akurat yang dibuat sekitar 800 M, dan berasal dari Dunhuang di wilayah Sinjiang --kini ada dalam British Library-- tak ada peta ekstensif tentang konstelasi dari Cina sebelum abad ke-13. Peta bintang Abad Pertengahan yang paling penting bisa bertahan adalah sebuah peta bundar, ditorehkan di batu pada 1247, di kota Suzhou provinsi Jiangsu. Peta ini menggambarkan langit secara keseluruhan --diawali dari Cina bagian tengah, dan menampilkan 1434 bintang dalam 300 konstelasi seperti Milky Way. Peta yang lebih tua, dicetak pada 1094 M, hanya ada dalam salinan yang terbit pada abad ke-18 ke atas.
Ketika Jesuit Matteo Ricci sampai di Peking, ibukota Cina, pada 1601, ia diikuti pendeta-pendeta Jesuit --sebagian dari mereka astronom kelas wahid. Beberapa menduduki posisi Astronom Kerajaan di Kekaisaran Qing. Adalah Jesuit yang memperkenalkan teknik pemetaan langit ala Barat pada Cina, termasuk pembagian bintang-bintang menjadi tiga tingkat keterangan dan pengetahuan akurat yang pertama dari bintang-bintang yang jauh di selatan. Peta bintang Jesuit dalam gaya Cina meliputi bola dunia dari perunggu berdiameter 1,5 meter dibuat oleh Ferdinand Verbiest pada 1670, dan sebuah peta ekstensif yang menggambarkan lebih dari 3000 bintang dibuat oleh satu tim Jesuit 1752. Bola dunia, yang beratnya hampir empat ton, ada di observatorium purbakala di Peking, dan masih dalam kondisi baik setelah 300 tahun lebih berada di udara terbuka.
Pemetaan langit secara tradisional di Cina berakhir pada 1903, saat bola dunia celestial berdiameter sekitar satu meter yang menampilkan 1440 bintang. Ini menggantikan bola dunia yang dibuat Verbiest yang dibawa ke Jerman pada 1900 dan tak dikembalikan ke Cina sampai 1921. Astronomi Barat secara formal diadopsi pada 1912 dengan berdirinya Republik Cina. Sekalipun demikian, peta-peta bintang tetap merupakan catatan unik dari peradaban Cina masa lalu, yang mendasarkan dirinya pada paradigma ilmu pengetahuan yang berbeda dibanding sekarang.