REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pabrik pembuat iPhone dan iPad Foxconn Technology Group yang sedang disorot karena kondisi pekerja mereka, menaikkan gaji pekerjanya di China sebesar 16-25 persen dalam bulan ini. Hal itu adalah kenaikan ketiga sejak 2010.
Dalam pernyataan pada Jumat, Foxconn yang bermarkas di Taiwan mengatakan kenaikan upah seorang pekerja baru di Shenzhen, China Selatan sebesar 1.800 yuan ($ 290) perbulan dan bisa naik lagi menjadi 2.200 yuan jika pekerja lulus tes.
Foxconn membandingkan upah pekerja muda itu pada tiga tahun lalu sebesar 900 yuan perbulan.
"Sebagai perusahaan manufaktur terkemuka di China, gaji pokok pekerja junior di semua pabrik Foxconn, China sudah jauh lebih tinggi dari upah minimum yang ditetapkan pemerintah daerah," kata pernyataan tersebut.
"Kami akan memberikan kesempatan pelatihan dan waktu belajar lebih banyak dan akan terus meningkatkan teknologi, efisiensi dan gaji sehingga dapat memberi contoh yang baik untuk industri manufaktur di China."
Pengumuman itu diambil setelah Apple dikritik lantaran kondisi kerja pemasok mereka di China yang terlampau keras.
Praktik kerja di pabrik besar Foxconn, China berada di bawah pengawasan ketat pada 2010 setelah rangkaian kasus bunuh diri oleh kalangan pekerja muda. Pada Juni lalu, tiga pekerja tewas dalam ledakan di pabrik Foxconn, Chengdu, China barat.
Bulan lalu, New York Times menerbitkan sebuah investigasi praktek kerja di Foxconn yang mendokumentasikan buruknya kesehatan, kondisi keamanan dan jam kerja yang panjang.
Untuk menanggapi hal itu, Apple meminta Asosiasi Tenaga Kerja (FLA) yang berbasis di Washington DC untuk memantau kondisi pabrik pemasok mulai 14 Februari.
Dalam wawancara dengan Reuters pada 15 Februari, Presiden FLA mengatakan kondisi pabrik Foxconn jauh lebih baik daripada pabrik-pabrik garmen atau fasilitas di tempat lain di China.
Terakhir kali, Foxconn Grup mengangkat upah pada uni 2010, ketika gaji pekerja di China naik lebih dari 30 persen.