Jumat 03 Feb 2012 14:25 WIB

India Akan Bantu RI Produksi Tablet 35 Dolar AS

Tablet 35 Dolar AS
Tablet 35 Dolar AS

REPUBLIKA.CO.ID,Indian Institute of Technology (IIT) Rajasthan siap membantu Indonesia memproduksi komputer tablet murah seharga 35 dolar AS dengan menyediakan bantuan teknis hingga pengembangan produksi.

Ketua Tim Pengembang Tablet "Aakhaas", Prof. S. Yadav, yang didampingi penjabat Direktur IIT Rajasthan Prof. B. Ravindra, menyampaikan kesediaan itu kepada Dubes RI untuk India, Letnan Jenderal TNI (Purn) Andi M. Ghalib dalam kunjungannya ke IIT Rajasthan, Jodhpur, India, Rabu (1/2).

IIT Rajahstan India baru-baru ini menghebohkan jagad informasi teknologi dunia dengan memproduksi komputer tablet termurah seharga 35 dolar AS. Prof. Yadav menjelaskan bahwa kunci murahnya komputer tablet itu sederhana.

"Pertama, komponen harus dipilih yang murah tanpa mengorbankan mutu," katanya. "Kedua, proses produksi harus dioptimalkan, dengan mempertimbangkan aspek lokasi, upah buruh dan distribusi. Yang penting lagi, lanjut dia, adalah jumlah produksi yang harus mencapai jumlah massal sehingga skala ekonominya bisa dicapai.

Pemerintah India melalui Kementrian Pengembangan Sumber Daya Manusia (Kementrian Pendidikan) telah menargetkan untuk membagi tablet tersebut kepada 18 ribu sekolah di seluruh India, sehingga jumlah produksinya lebih dari cukup untuk bisa menekan harga.

Tablet "Aakaash" ini telah dikembangkan lebih jauh, seperti ditunjukkan dalam kunjungan tersebut. Kalau versi pertama prosesornya hanya 300 MHz, sehingga lambat untuk pemutaran video, maka sekarang telah ditingkatkan hingga 1,2 GHz, sehingga kinerjanya jauh lebih baik. "Memang harganya menjadi 60 dolar," ujar Prof. Yadav.

Dalam kunjungan itu Dubes Andi M. Ghalib yang didampingi Atase Pendidikan KBRI New Delhi Dr. Son Kuswadi itu, menyambut baik tawaran tersebut, dan akan mengajak beberapa universitas di Indonesia untuk menyambut tawaran itu.

Selain itu Dubes RI akan mengusulkan kepada Mendikbud untuk mengadakan program serupa di Indonesia, dengan menggandeng IIT Rajasthan ini yang telah bersedia memberikan bantuan teknisnya.

Kunjungan itu juga bertujuan untuk melihat secara langsung bagaimana IIT Rajasthan yang baru dibangun 2008 telah berkembang begitu cepat. "Bayangkan, baru kurang dari empat tahun, sudah bisa berkiprah dan bisa menarik perhatian dunia dengan tablet murah", ujar Dubes yang mantan Jaksa Agung era Habibie ini.

Penjabat Direktur IIT Rajashtan Prof. B. Ravindra menjelaskan bahwa lembaga itu didirikan dengan konsep memilih "Center of Excellence" apa yang dibutuhkan India. Dari pilihan tersebut, baru dirancang keperluan SDM, Laboratorium dan manajemennya.

IIT Rajasthan memilih teknologi informasi yang murah, energi dan lingkungan sebagai "center of excellence" yang dipilih. Dengan strategi pengembangan tersebut, tujuan pendirian IIT ini sudah jelas dari awal, setiap sivitas akademika paham sepenuhnya, sehingga segenap energi bisa diarahkan ke tiga prioritas pengembangan tersebut.

Pendidikan tingkat bachelor hingga doktor pun bisa langsung digelar, ujar Ravindra.

Dubes Andi M. Ghalib sangat terkesan atas konsep pengembangan IIT, yang tidak sekadar hanya memakai pendekatan konvensional.

"Mengingat kita akan membangun dua institut teknologi baru di Kalimantan dan Sumatera, maka kita akan ajak para perancangnya untuk melakukan "benchmarking" ke Tanah Air," kata Ghalib.

Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Surabaya (ITS) telah ditunjuk pemerintah untuk mengembangkan institut teknologi masing-masing di Sumatera dan Kalimantan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement