Rabu 01 Feb 2012 07:21 WIB

Pemasaran Berbasis Manajemen Pendidikan Bisa Tekan Kesenjangan Digital

Speedy
Speedy

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Meski pertumbuhan akses broadband cukup menjanjikan namun kesenjangan digital (digital divide) dinilai masih menjadi persoalan di Indonesia sehingga diperlukan strategi pemasaran berbasis manajemen pendidikan.

"Kunci keberhasilan internet broadband Speedy di masa depan tidak bisa dilepaskan dari strategi pemasaran berbasis manajemen pendidikan pelanggan," kata Head of Corporate Communication & Affair Telkom, Eddy Kurnia, di Jakarta, Selasa malam.

Menurut Eddy, dengan perubahan pola pemasaran tidak hanya mengubah paradigma menjual produk, tetapi memberikan manfaat terhadap akselerasi pendidikan dan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Digital divide adalah kesenjangan antara komunitas yang efektif mengakses informasi melalui teknologi digital dan yang tidak dapat mengakses informasi secara digital.

"Intinya, ke depan operator perlu memberikan perhatian kepada pelanggan agar rasa memiliki terhadap produk muncul dari mereka," katanya.

Eddy melanjutkan wujud nyata dari program pemasaran Speedy berbasis pendidikan adalah bagaimana pelanggan diarahkan mengatasi kesenjangan digital tersebut dengan membentuk komunitas pendidikan melalui berbagai kegiatan kepedulian sosial yang dilakukan perusahaan.

Untuk itu diutarakan Eddy, dalam kasus Speedy perlu memperhatikan kepentingan pelanggan agar mereka merasa dipintarkan dalam pengertian luas, artinya bukan hanya memberikan pemahaman product knowledge tetapi juga benefitnya dengan adanya internet berkecepatan tinggi itu.

"Speedy memberikan manfaat kepada masyarakat untuk memudahkan akses terhadap perkembangan pendidikan secara dalam menambah pengetahuan maupun mengikuti perkembangan pendidikan, baik formal, nonformal maupun informal," ujar Eddy yang mendapat Anugerah Media Humas pada 2011 ini.

Ia mengakui tidak mudah mengimplementasikan konsep ini karena produsen biasanya selalu ingin mendapatkan hasil yang cepat dan melupakan pemahaman sebuah proses.

"Bagi pelanggan, pengalaman itu sangat penting karena dalam konteks filosofis, pengalaman adalah pembelajaran dan pembelajaran itulah yang akan menentukan pelanggan menentukan pilihannya," tandas Eddy.(

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement