Senin 12 Dec 2011 17:00 WIB

RIM Remehkan Indonesia, Kemenkominfo Diam Saja?

Rep: Fitria Andayani/ Red: taufik rachman
Kantor Pusat Research In Motion
Foto: AP
Kantor Pusat Research In Motion

REPUBLIKA.CO.ID,AKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengaku kecewa dengan Research in Motion (RIM) yang tidak memegang komitmennya untuk berinvestasi di Indonesia. RIM dinilai telah menganggap remeh kesiapan Indonesia terutama dalam hal infrastruktur dan teknologi untuk membangun sebuah network aggregator.

Juru bicara Kemenkominfo, Gatot S Dewa Broto menyatakan, memang dari empat komitmen yang diajukan pihak RIM, hanya satu yang tidak mereka penuhi yaitu pembangunan network aggregator di Indonesia.

“Sedangkan komitmen untuk melakukan filterisasi konten porno telah dipenuhi,” katanya, Senin (12/12). Pembangunan 40 layanan purna jual pun sudah dilaporkan perkembangannya ke pada kementerian. Selain itu, RIM pun telah bekerja sama dengan pihak penegak hukum untuk membatasi fasilitasi akses Lawful Interception.

Namun, RIM hingga saat ini menolak untuk memenuhi janjinya membuat sebuah network aggregator. Mereka hanya bersedia untuk membangun fasilitas tersebut di Singapura. “Itu pun bukan sebuah network aggregator, melainkan hanya sebuah rooter yang merupakan bagian dari network aggregator,” katanya.

Mereka beralasan bahwa Jakarta tidak siap untuk sebuah network aggregator dari sisi infrastruktur. “Padahal untuk membangun fasilitas tersebut tidaklah sulit. Mereka meremehkan Jakarta,” katanya.

Regional Network Aggregator ini dinilia sangat penting karena akan mengurangi biaya secara signifikan untuk para penyelenggara telekomunikasi (carrier partner) di Indonesia yang menyediakan layanan blackberry. Carrier partner Indonesia hanya perlu untuk menunjang trafik pengiriman data ke regional node. Selain itu, keberadaan fasilitas ini akan meningkatkan keandalan layanan bagi para pengguna BlackBerry.

Oleh karena itu, alasan mereka sangat tidak bisa diterima oleh pemerintah. “Kalau mereka terus mau berada di Indonesia, ya patuhi aturan yang ada di Indonesia. Jangan hanya menumpang jual saja,” katanya.

Terlebih baru-baru ini terjadi insiden yang membuat sejumlah masyarakat terluka dalam penjualan produk mereka edisi terbaru di Jakarta. “Memang ini bukan sepenuhnya tanggung jawab mereka. Namun harusnya mereka bisa lihat yang terjadi di Indonesia. Jadi jangan seenaknya sendiri,” katanya.

Kekecewaan ini telah disampaikan langsung oleh pemerintah kepada pihak RIM. Namun pihak RIM tetap berdalih tidak akan memenuhi komitmen tersebut. Oleh karena itu, kementerian akan menyiapkan langkah lanjutan untuk menghadapi pihak RIM. “Kami masih bicarakan rencana lanjutannya seperti apa dengan Menkominfo. Dalam waktu dekat akan ada hasilnya,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement