REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--SuccessFactors memperkenalkan peranti lunak SuccessFactors Learning, salah satu bagian dari Business Execution Suite (BizX) mereka. Ia merupakan aplikasi untuk mendukung kinerja human resources lebih optimal.
Aplikasi ini memiliki tools lengkap mulai dari rekrutmen, database, sampai suksesi kepemimpinan, yang berguna bagi perusahaan, khususnya yang mempekerjakan karyawan dari generasi millenia.
Generasi milinea sendiri adalah sebutan untuk mereka yang lahir setelah tahun 1997, masa ketika digitalisasi mulai menjamur. Pada tahun 2020 yang akan datang akan jadi masa untuk generasi millenia.
“Aplikasi ini memudahkan perusahaan untuk mengenal karyawan mereka dengan lebih baik,” kata Andi Wibisono, Presiden Direktur Daya Dimensi Indonesia, mitra SuccessFactors di Indonesia. Ia menambahkan dengan aplikasi ini semakin mempermudah komunikasi dan kolaborasi karyawan di dalam perusahaan sama caranya dengan mereka terhubung dengan keluarga mereka.
Dengan menyediakan aplikasi operasional bisnis yang sesuai dengan apa yang biasa digunakan oleh karyawan generasi millenia sebagai fasilitas kerja, Andi menyebutkan, perusahaan bisa menarik calon-calon tenaga kerja yang bagus.
Andi mengklaim, perusahaan yang ingin memanfaatkan aplikasi berbasis cloud ini tidak perlu berinvestasi besar untuk perangkat keras dan perangkat lunak. Sistem cloud computing yang diterapkan dalam peruhsaan itu akan menghubungkan semua data sumberdaya manusia ke dalam satu platform.
“Asalkan pengguna dari perusahaan itu dapat mengakses Google atau Facebook, dipastikan ia sudah memiliki infrastruktur yang cukup untuk mengakses aplikasi SuccessFactors tersebut. Tidak perlu banyak bandwidth yang dibutuhkan,” ujarnya.
'Antisipasi' teknologi Ini sejalan dengan penelitian lembaga riset comScore, 67 persen pengguna internet berusia 18 sampai 33 tahun memanfaatkan jejaring sosial di tahun 2008. Pada tahun 2010, angkanya naik menjadi 83 persen. Diperkirakan di waktu yang sama, pengguna email justru menurun.
Penggunaan email di kalangan usia 12 sampai 17 tahun turun hingga 59 persen pada Desember 2010 dibandingkan dengan kurun waktu yang sama setahun sebelumnya. Di kalangan pengguna berusia 18-24 dan 25-34, penurunan juga terjadi, masing-masing 1 dan 18 persen.
“Angka-angka ini menandakan telah terjadi perubahan kebiasaan generasi muda dalam menggunakan teknologi dan kebiasaan ini akan mereka bawa saat mereka masuk ke dunia kerja,” kata Karie Willyerd, VP Chief Learning Officer SuccesFactors.
Willyerd menyebutkan, tenaga kerja masa depan, inilah yang disebut juga generasi millenia, lahir di atas tahun 1997 membutuhkan pendekatan yang berbeda dari perusahaan.
“Mereka sangat dekat dengan penggunaan sosial media seperti Twitter dan Facebook, termasuk untuk mendapatkan informasi terkait pekerjaan mereka,” papar Willyerd.