REPUBLIKA.CO.ID,PANGKALPINANG--Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) akan melepaskan 10 ribu nyamuk jantan yang sudah dimandulkan dengan radiasi di Kabupaten Bangka Barat untuk memutus siklus perkembangbiakan serangga tersebut selama musim hujan.
"Pelepasan ribuan nyamuk mandul akan dilakukan pada minggu kedua bulan November 2011, merupakan program demontrasi teknologi nuklir yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat," ujar Kepala Pusat Diseminasi Iptek Nuklir BATAN, Drs. Totti Tjipto Sumirat di Pangkalpinang, Selasa.
Ia menjelaskan, pelepasan nyamuk pejantan madul yang diradiasi dengan sinar gamma untuk mengantisipasi berbagai penyakit akibat gigitan nyamuk seperti malaria, DBD, kaki gajah, chigunyah dan lainnya.
"Nyamuk jantan mandul dilepas secara periodik ke habitatnya dan bersaing dengan nyamuk alam untuk kawin dengan nyamuk betina sehingga terbentuk telur-telur steril yang akhirnya terputuslah generasi nyamuk serta siklus berbagai penyakit akibat gigitan nyamuk tersebut," ujarnya.
Ia menjelaskan, hasil penelitian terhadap nyamuk jenis Aedes aegypty dengan radiasi sinar gamma dosis 70 Gy bisa memandulkan nyamuk tersebut sampai 100 persen dengan nilai daya saing kawin 0,31 dan dosis 65 Gy memandulkan 98,53 persen dengan daya saing kawin 0,45.
Untuk nyamuk malaria diteliti pada Anopheles maculatus dengan dosis 110 Gy dapat memandulkan 97 persen dengan daya saing kawin 0,65 dan dosis 120 Gy memandulkan 99,99 persen.
"Untuk tahun ini, pelepasan nyamuk mandul baru dilakukan di Kabupaten Bangka Barat dan kedepannya kami akan meningkatkan kerja sama dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Bangka Belitung untuk menekan penderita berbagai penyakit akibat gigitan nyamuk," ujarnya.
Menurut dia, nyamuk jantan yang beradiasi tersebut aman dan tidak mengganggu kesehatan warga apabila nyamuk tersebut mengigit warga.
"Nyamuk-nyamuk beradiasi tersebut tidak mengakibatkan berbagai penyakit, sehingga warga tidak perlu cemas akan digigit nyamuk mandul tersebut," ujarnya.
Ia mencontohkan, pengunaan Iptek Nuklir pada berbagai varietas benih padi untuk meningkatkan produksi padi.
"Selama ini, padi atau beras dari benih padi yang mengunakan Iptek Nuklir tersebut yang dikonsumsi warga tersebut tidak mengganggu kesehatan, karena pengujian pengunaan Iptek Nuklir tersebut sudah pengujian yang matang," ujarnya.