REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi akan mengupayakan teknologi modifikasi cuaca sebagai upaya mengantisipasi ancaman banjir lahar Gunung Merapi.
Kepala Badan lingkungan Hidup Jawa Tengah Joko Sutrisno menyatakan modifikasi cuaca tersebut bertujuan menghindarkan hujan di kawasan puncak Merapi sehingga ancaman banjir lahar dapat diminimalkan.
Dalam modifikasi cuaca tersebut, lanjut dia, awan yang berada di sekitar Merapi akan diupayakan segera menjadi hujan sebelum mencapai puncak. "Atau, proses terjadinya awan di sekitar Merapi akan dipercepat sehingga sebelum mencapai puncak sudah menjadi hujan," tambahnya.
Ia menuturkan, aliran banjir lahar ini sebagian besar akan mengarah ke Kabupaten Magelang sehingga harus dilakukan antisipasi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah Sarwa Permana mengatakan, tiga pemerintah daerah di kawasan Merapi yang meliputi Kabupaten Magelang, boyolali, dan Klaten telah diajak untuk berkoordinasi dalam mengantisipasi ancaman banjir lahar tersebut.
Salah satu hal yang mendesak dilakukan, lanjut dia, yakni sosialsiasi kepada masyarakat pada radius 300 meter di sekitar kawasan aliran lahar Merapi.
"Masyarakat di kawasan itu telah diminta untuk siap jika sewaktu-waktu harus mengungsi," katanya.
Ia mengungkapkan, lokasi pengungsian untuk penduduk di kawasan aliran banjir lahar ini telah dipersiapkan sehingga sewaktu-waktu bisa digunakan.