REPUBLIKA.CO.ID,CAPE CANAVERAL -- Sebuah satelit NASA bernama Juno rencananya akan segera diluncurkan pekan ini. Satelit tersebut akan dibawa oleh roket tak berawak bernama Atlas 5 melalui Cape Canaveral Air Force Station.
Peluncuran Juno dijadwalkan pada 5 Agustus nanti. Pesawat ruang angkasa tersebut dirancang oleh Lockheed Martin Astronautics dari Denver, Colorado. Misi tersebut berbiaya 1,1 miliar dolar AS.
Satelit tersebut dijadwalkan akan mengelilingi sabuk Jupiter selama setahun. Juno akan mengelilingi Jupiter jauh lebih dekat daripada pesawat-pesawat ruang angkasa sebelumnya yang pernah mengorbit di planet tersebut.
Selama ini baru satelit yang dilepas oleh Galileo, pesawat ruang angkasa terakhir yang dibuat NASA untuk perjalanan ke Jupiter, yang paling dekat dengan planet tersebut. Meskipun pesawat tersebut hanya mampu merelay data selama 58 menit sebelum hancur karena menyerah pada tekanan intensitas panas tersebut.
Perjalanan Juno ke Jupiter akan berlangsung selama lima tahun. Setibanya di sana pada Juli 2016 mendatang, Juno akan mendarat di sebuah wilayah sempit antara planet dengan tepi dalam sabuk radiasi. Juno kemudian akan menghabiskan setahun untuk mengorbit di kutub Jupiter, sekitar 3.100 mil di atas puncak awan.
Juno akan mencoba meneliti berapa banyak air yang dimiliki planet tersebut, apa yang memicu medan magnetnya yang luas, serta apa inti padat yang berada di bawah atmosfernya yang padat dan panas.
Jantung elektronik Juno dilindungi dalam sebuah kubah dari titanium. Akan tetapi Juno kemungkinan juga akan jatuh ke radiasi Jovian setelah sekitar satu tahun. Pergerakan terakhir Juno barangkali adalah menyelam ke dalam atmosfer planet tersebut.
"Jupiter memegang banyak rahasia tentang bagaimana kita (manusia) dibentuk," ujar peneliti asal Southwest Research Institute di San Antonio Texas, Scott Bolton.
Para ilmuwan sejauh ini yakin bahwa Jupiter adalah planet pertama yang terbentuk setelah terbentuknya matahari, meskipun sampai kini mereka tidak yakin bagaimana planet tersebut terbentuk. Akan tetapi saat ini para ilmuwan masih penasaran berapa banyak air yang berada di dalam planet yang jaraknya lima kali lipat daripada jarak matahari-bumi.
Jupiter, seperti halnya matahari, terdiri dari hidrogen, helium, dan unsur-unsur lain seperti oksigen. Para ilmuwan yakin oksigen di Jupiter bergabung dengan hidrogen untuk membentuk air yang dapat diukur dengan microwave sounder, satu dari delapan instrumen pada Juno.
Bagimanapun terbentuknya, Jupiter memiliki massa lebih dari dua kali gabungan planet-planet sisternya. Hal tersebut membuatnya memiliki otot gravitasi untuk bertahan pada hampir semua bahan bangunan aslinya."Itulah mengapa kami sangat tertarik untuk memahami dari mana kita berasal serta bagaimana planet-planet itu dibuat", kata Bolton.