Rabu 27 Jul 2011 07:53 WIB

Nokia Indonesia Rintis Ekosistem Pengembang Aplikasi

Ekosistem Pengembang Aplikasi
Ekosistem Pengembang Aplikasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Guna mendorong para pengembang aplikasi di Indonesia lebih kreatif dalam berkarya, Nokia Indonesia menginisiasi ekosistem pengembang aplikasi.

Bertajuk Nokia Developer the Ecosystems, ia melibat seluruh stake holder idustri kreatif, seperti Kementrian Komunikasi dan Informatika, perguruan tinggi, operator telekomunikasi, komunitas pengembang dan para pengembang itu sendiri.

Country Manager Nokia Indonesia, Bom Mc Dougall menegaskan bahwa Nokia Indonesia memiliki komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia.'' Melalui eksosistem yang berkesinambungan, Nokia Indonesia dibawah payung Nokia Developer melahirkan dan mengasuh wirausaha bertalenta untuk memajukan industri dan bisnis pengembangan aplikasi dalam negeri,'' papar Bob.

Bob melukiskan bahwa Nokia telah mendukung sekitar 10 ribu pengembang aplikasi di Indonesia melalui serangkaian seminar, workshop dan kompetisi di 10 kota. Event ini telah menghasilkan lebih dari 1.000 aplikasi lokal yang tersedia di Nokia Ovi Store dan dapat diunduh oleh pengguna Nokia di seluruh dunia.

Bob sendiri mengaku tak mematok target secara kuantitatif, baik jumlah pengembang maupun jumlah aplikasi yang dihasilkan. '' Target kami kualitas. Bagaimana mampu menghasilkan aplikasi yang berkualitas dan bisa dinikmati semua,'' katanya. Ia memberi ilustrasi Angry Birds. Satu aplikasi ini mampu menyedot perhatian jutaan pengguna di dunia.

Selain tidak dibebani target yang bersifat kuantitatif, Nokia Indonesia juga tidak menerapkan pola kerja sama yang rumit atau mengikat para pengembang yang terbagung didalamnya. Bagaimana mekanisme sharing profit dalam program ini, BOb menolak menyebutkan. ''Ini rahasia perusahaan,'' katanya.

Haryati Lawidjadja, Head Office of Ecosystem and Developer Experience, Nokia Indonesia, memastikan bahwa kerja sama dalam program ini menguntungkan semua pihak. ''Pada dasarnya Nokia memberi fasilitas dan dukungan agar para pengembang bisa berkarya secara optimal dan mampu menghasilkan,'' kata Haryati.

Ia menjelaskan bahwa Nokia mengupayakan monetisasi suatu aplikasi yang dihasilkan pengembang. Melalui pendekatan ini dikembangkan sebuah ekosistem. '' Kita menyiapkan supply, mengembangkan channel melalui billing operator sekaligus Front Store di Ovi Store.'' kata Hayati.

Ihwal inisiasi Nokia itu sendiri, ia menyebutkan bahwa ada kebutuhan aplikasi yang bersifat lokal atau solusi-solusi yang sesuai dengan pasar lokal. ''Ada kebutuhan akan local real fun, makanya kita dorong para pengembang lokal untuk mengisi kebutuhan dan pasar,'' kata Haryati.

Karya pengembang Indonesia diharapkan tidak saja dinikmati para pengguna ponsel di Indonesia, namun juga dipasar global. Aplikasi Ovi Store telah dibenamkan di semua ponsel Nokia yang dipasarkan di lebih dari 190 negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement