REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Tingginya belum sampai satu meter, usianya baru delapan bulan, tapi pohon pepaya callina yang merupakan varitas temuan Prof Dr Ir Sriani Sujiprihati MS dari Institut Pertanian Bogor, sudah bisa menghasilkan puluhan buah lezat siap panen dan siap dipasarkan.
Pepaya callina yang merupakan buah lokal asli Indonesia tersebut, kini banyak ditanam para petani di berbagai daerah karena berbagai keunggulannya dan tingginya permintaan pasar.
Pepaya berukuran kecil dengan bobot rata-rata 1,3 kg per buah ini banyak dijual di supermarket-supermarket besar, dilabel dengan nama "pepaya california".
"Yang menamakan itu pepaya california bukan kami, tapi pedagangnya. Padahal itu adalah pepaya callina hasil pemuliaan yang kami lakukan bertahun-tahun," kata Dr Sriani, kepala Divisi Pemuliaan Tanaman, Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB.
"Terus terang saya sedih dan sakit hati dengan pengubahan nama tersebut, tapi kami tidak mungkin mengajukan tuntutan hukum karena nama buah ini tidak dipatenkan," katanya.
Varitas ini, tambahnya, adalah untuk publik domain, jadi petani pun dapat mengembangkannya sendiri.
"Namun secara etika, seharusnya pengusaha tidak mengganti nama buah tersebut meskipun alasannya agar menarik pembeli," kata wanita kelahiran Ponorogo, Jatim, 28 Oktober 1955 itu.
Kalangan petani sendiri masih menyebutnya pepaya callina, tapi kemudian oleh pengusaha yang membeli diberi label sebagai pepaya california, sehingga seolah-olah itu pepaya asli dari Amerika Serikat.
Demikian juga dengan pepaya carisya temuan Dr Sriani dkk di PKBT IPB, setelah di supermarket namanya berubah menjadi pepaya havana.
Namun terlepas dari soal nama tadi, ada hal yang membuat hati Sriani senang, karena itu menunjukkan bahwa hasil kerja keras dan penelitiannya telah berhasil memberi manfaat kepada para petani, dan membuktikan bahwa sebenarnya buah lokal tidak kalah dengan buah impor yang saat ini membanjiri pasar Indonesia.
"Lebih senang lagi jika mendengar laporan dari petani bahwa mereka berhasil mengembangkan pepaya callina ini di daerahnya, dan mendapat keuntungan yang lumayan," katanya.