REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perusahaan pemasok jet tempur Amerika Serikat, Lockheed Martin, mengungkapkan baru saja mengalami serangan cyber parah yang menyasar sistem jaringan komputernya.
Lockheed mengatakan bahwa tim keamanannya telah mendeteksi ancaman dan menjamin bahwa tidak ada satu pun programnya yang telah diretas. Pentagon sendiri mengatakan mereka sedang bekerja untuk melacak serangan itu.
Letnan Kolonel April Cunningham, juru bucara departemen pertahanan AS mengatakan dampak serangan ini 'sangat kecil dan kami yakin tidak ada dampak yang merugikan," demikian dikutip BBC.
Lockheed dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa serangan yang terjadi pada 21 Mei itu terjadi secara tiba-tiba dan mereka telah mengambil tindakan balasan.
Alhasil, perusahaan itu menambahkan, 'Sistem kami tetap aman, tidak satu pun data pelanggan, program, atau milik pribadi pekerja yang berhasil diretas."
Akan tetapi, Lockheed mengakui, mereka masih membutuhkan beberapa hari untuk mengembalikan akses pekerja kepada jaringan komputernya.
Sementara itu harian Inggris The Telegraph mengemukakan dugaan bahwa serangan itu bisa saja berasal dari China atau Russia yang lama menjadi saingan AS dalam perlombaan senjata.
Lockheed Martin sendiri adalah perusahaan yang membuat jet-jet tempur AS seperti F-16, F-22, dan F-35. Selain itu masih banyak lagi senjata termutakhir dan kendaraan perang yang dibangun kontraktor alat militer AS itu.