Advertisement
Sabtu 30 Apr 2011 17:37 WIB

Instant Messaging, Pilihan Baru Komunikasi

REPUBLIKA.CO.ID, Layanan pesan singkat atau SMS (short messaging service) bisa punah dalam satu generasi karena jutaan anak muda beralih ke bentuk lain dari komunikasi elektronik.

Menurut Daily Mail, para remaja yang menggunakan pesan instan dari ponsel dan situs jejaring sosial seperti Facebook meningkat.

Para pakar meramalkan jumlah pesan text yang dikirim di Inggris turun 20 persen dalam dua tahun ke depan.

Itu karena para remaja dan pelajar lebih banyak menggunakan BlackBerry, daripada iPhone dan ponsel pintar lain, karena perangkat itu memiliki BlackBerry Messenger gratis.

Penjualan BlackBerry, ponsel yang dulu cuma ada di ruang rapat perusahaan, meningkat enam kali lipat dalam tahun lalu, terutama karena meningkatkanya pembeli berumur 16 hingga 24 tahun.

Sebuah penelitian untuk broadband provider TalkTalk menemukan hanya 51 persen orang Inggris usia remaja dan awal dua puluhan yang mengatakan email sebagai pilihan pertama dalam berkomunikasi.

Para pakar industri yakin bila kecenderungan ini diikuti hingga masa dewasa, kemudian SMS bisa menghilang dalam satu generasi.

"Instant Messaging" sangat mirip dengan SMS, tetapi lebih cepat dan lebih murah. Itu gratis pada ponsel BlackBerry bahkan untuk konsumen prabayar dan digunakan oleh 39 juta orang di seluruh dunia.

Konsultan komunikasi Mobile Youth mengatakan penurunan utama SMS disebabkan naiknya "instant messaging".

"Kami melihat penggunaan SMS turun diantara anak muda dan penggerak utamanya adalah BlackBerry," kata Graham Brown, managing director Mobile Youth.

"Remaja dan pelajar memilih BlackBerry sebagai tangan kedua karena orang tua meningkatkan dan mulai bermain dan menyelidiki."

"Sekali SMS mulai menurun, saya pikir itu bisa terus menurun hingga mencapai nol," kata Richard Windsor, analis perangkat bergerak di Nomura.

Laporan belum lama ini menemukan bahwa "instant messaging" juga akan mengalahkan email dan membuatnya menjadi bentuk kontka yang juga punah.

Itu dimulai saat pendiri Facebook Mark Zuckerberg menyatakan bahwa "email sudah mati" sebagaimana dia meluncurkan layanan pesan instan di situs jejaring sosial November lalu.

Laporan menemukan bentuk elektronik dari kontak sudah menjadi "surat abu-abu" dengan kebanyakan pengguna setia menjadi pensiunan, diikuti orang berusia paruh baya Inggris.

Meskipun kotak masuk masih penuh setiap hari di seluruh dunia, para pakar yakin email sekarat karena terlalu lambat, terlalu merepotkan dan tidak modern lagi.

Email membutuhkan waktu 20 tahun untuk berkembang menjadi fenomena saat ini, tetapi hanya dalam setengah dari waktu itu akan mati lagi, kata penulis laporan profesor David Zeitlyn, dari University of Kent.

Para pakar percaya orang lebih memilih gaya pesan "satu dan selesai", di mana pesan pendek seperti di Twitter, bisa dikirim ke semua kontak pada saat yang sama.

Alternatif lain email, seperti "instant messaging", SMS, dan jejaring sosial seperti Facebook, cepat dan mudah dan bisa dilakukan di mana pun dengan teknologi modern.

(ENY/S026)

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement