REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Makin banyak saja pemain lokal atau ponsel merek lokal yang masuk pasar Android. PT Cahaya Citra Infocomm (CCI), misalnya. Pemegang merek Noxx ini mencoba peruntungan dengan menggandeng Telkomsel.
Telkomsel sendiri juga mulai serius menggarap pasar Android. ''Noxx merupakan ponsel bundling ke-200,'' kata GM Mobile Device Bundling, Telkomsel, Heru Sukendro. Heru menambahkan Telkomsel merupakan operator yang merintis ponsel berbasis Android sejak tiga tahun lalu.
Selain ponsel branded, Telkomsel juga menggandeng merek lokal maupun produk lokal. '' Harapan kami adalah semakin banyak masyarakat yang mengenal layanan Android dengan mengeksplorasi dan menikmati pengalaman menggunakan smartphone Android, serta tentunya didukung jaringan Telkomsel," papar Heru.
Banyak analis memprediksi bakal terjadi booming Android di pasar global. Android diprediksi bakal menggeser para pemain eksisting, seperti Symbian ( Nokia), Apple hingga Blackberrty.
Bagaimana dengan pasar Indonesia? Hingga akhir tahun 2010l, pengguna Android masih berkisar pada angka 100 ribuan. Pengguna ponsel ini umumnya adalah kalangan gadget freak. Seiring dengan makin populernya Android, muncul harapan besar ponsel ini akan meluas penggunanya.
CCI tampaknya melihat prospek yang besar di segmen Android ." Saya rasa ponsel ini akan diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Untuk perangkat yang cukup canggih ini harga yang kami berikan sangat terjangkau,"
CCI mematok target penjualan hingga 50 ribu unit di wilayah Jabodetabek dan 20 ribu unit di wilayah Jawa Barat. Albert mengaku pihaknya fokus di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat. Pertimbangannya, ponsel Android tidak seperti ponsel-ponsel lokal saat ini yang hanya berbasis fitur. '' Android berbeda, karena terus menghadirkan update,'' ujarnya.
Ia tidak menampik pandangan bahwa ponsel Android lokal membidik para pengguna ponsel Cina. ''Kita ini berpikir, setelah mereka menggunakan ponsel lokal dengan berbagai fitur, mereka butuh ponsel yang lebih lagi, makanya kita tawarkan Android,'' katanya.
Tahap awal, dirilis dua varian, Noxx Terminator dan Noxx in Black. Keduanya mengusung sistem operasi Android 2.2 Froyo, yang bisa diupgrade secara cuma-cuma ke versi 2.3 atau Gingerbread. Noxx Terminator memiliki layar sentuh HVGA berukuran 3.2 inci serta dilengkapi trackball sebagai alat bantu navigasi. Sementara Noxx in Black menampilkan layar sentuh HVGA 3.5 inci. Noxx Terminator dilepas dengan harga Rp 1,3 juta, sementara Noxx in Black, Rp 1,7 juta.
Dari ujicoba sepintas, dua ponsel ini biasa saja. Ada kesan prosesor yang diusung tidak mampu mengimbangi sistem operasi yang dibenamkan, sehingga kinerjanya belum bisa optimal.
Hal ini, tampaknya, akan menjadi sebuah tantangan baru. Mengingat Android terlanjur diklaim sebagai terobosan bagi smartphone terkini, yang mampu menghadirkan kinerja mumpuni di berbagai aspek.