Rabu 06 Apr 2011 14:20 WIB
Serangan Ulat Bulu

Bakteri Bisa Dimanfaatkan untuk Kendalikan Populasi Ulat Bulu

Ulat bulu
Foto: news.id.msn
Ulat bulu

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER - Pengamat hama penyakit tanaman Universitas Jember (Unej) Ir Hari Purnomo MSi Phd DIC mengatakan, virus dan bakteri merupakan pengendali hayati yang dapat menurunkan populasi ulat bulu di Probolinggo.

"Di negara-negara lain pemanfaatan NPV (nuclear polyhadrosis virus) dan bakteri (Bacillus thuringiensis) berhasil menurunkan populasi ulat bulu karena keduanya merupakan patogen untuk mengendalikan ulat bulu," kata Hari saat ditemui di Fakultas Pertanian (Faperta) Unej, Rabu, menanggapi wabah ulat bulu di Probolinggo.

Ia menjelaskan, pengendalian awal populasi ulat bulu adalah dengan melakukan penyemprotan pestisida untuk menurunkan populasi ulat bulu, namun kepompong tidak bisa dibasmi dengan pestisida.

Pengendalian yang dilakukan dengan pestisida, lanjut dia, dapat berdampak buruk yakni resistensi dan membunuh musuh alami ulat bulu, sehingga jumlah populasi ulat bulu tidak menurun, justru semakin meningkat. "Yang harus dipikirkan adalah bagaimana menemukan musuh alami seperti predator, parasit dan patogen yang nantinya bisa diperbanyak di laboratorium, selanjutnya dilepas ke tempat populasi ulat bulu," katanya menjelaskan.

Setelah dilakukan pengendalian pestisida, lanjut dia, perlu dilakukan pengendalian hayati melalui virus dan bakteri yang pernah dilakukan negara-negara lain.

Serangan hama ulat bulu meluas hingga delapan kecamatan di Kabupaten Probolinggo dan dua kecamatan di Kota Probolinggo, bahkan serangan terakhir juga merambah ke Kabupaten Pasuruan, Jombang dan Banyuwangi.

Menurut pengajar Entimologi Pengendalian Hayati Faperta Unej itu, ulat bulu yang menyerang sejumlah kecamatan di Probolinggo adalah keluarga dari ngengat (Lymantriidae), sejenis kupu-kupu yang umumnya aktif di malam hari.

"Kami belum mengidentifikasi ulat bulu di Probolinggo hingga tingkat spesies, namun hanya famili saja yakni Lymantriidae yang melakukan aktivitasnya seperti terbang dan meletakkan telur di malam hari," tuturnya.

Ulat bulu yang banyak menyebar ke sejumlah pemukiman penduduk, kata dia, hanya untuk berlindung dari terik sinar matahari, namun mereka tidak melakukan aktivitas apapun pada siang hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement