REPUBLIKA.CO.ID,AKARTA – Laba bersih per saham PT Indosat Tbk mengalami penurunan sebesar 56,8 persen. Sementara, pendapatan usaha terkonsolidasi tumbuh hanya 5,2 persen dari tahun sebelumnya. Usaha selular memberi kontribusi terbesar untuk pendapatan perseroaan.
Direktur Utama Indosat Harry Sasongko menyatakan, laba bersih per saham turun dari Rp 275,7 di 2009 menjadi Rp 119,1 pada 2010. “Keadaan ini disebabkan oleh menurunnya laba atas kurs dan meningkatnya jumlah beban pendanaan,” kata Harry.
Siaran pers Indosatmnenyatakan bahwa Peningkatan beban penyusutan dan amortisasi juga menyebabkan penurunan laba bersih. Sebenarnya, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) Indosat tumbuh sebesar 9,7 persen menjadi Rp 9.625,9 dibandingkan pada 2009 yang sebesar Rp 8.744,4.
“Program efisiensi biaya telah meningkatkan EBITDA,” katanya. Sehingga marjin EBITDA mengalami peningkatan sebesar 2 persen menjadi 48,6 persen dibandingkan peride yang sama 2009,” jelasnya.
Sementara pendapatan usaha terkonsolidasi perseroaan sebesar Rp 19,8 triliun. Pendapatan seluler berkontribusi sebesar 81 persen terhadap pendapatan. Tumbuh sekitar 12,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Ini disebabkan adanya pertumbuhan jumlah pelanggan selular yang signifikan,” katanya. Pelanggan seluler Indosat menjadi lebih dari 44 juta meskipun terjadi peningkatan dinamika kompetisi industri telekomunikasi pada triwulan keempat 2010.
Meskipun demikian, rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) seluler turun sebesar 7 persen terhadap periode yang sama tahun lalu. “Utamanya disebabkan persaingan yang ketat di triwulan keempat 2010,” tuturnya. Sedangkan layanan fixed data (MIDI) dan telepon tetap memberikan kontribusi masing-masing 12 persen dan 7 persen terhadap pendapatan usaha konsolidasi perusahaan. “Pendapatan non selular mengalami penurunan sebesar 16,7 persen,” ujarnya.
Selain itu, beban usaha meningkat sebesar 4,6 persen dalam periode ini, utamanya disebabkan oleh peningkatan beban pemasaran dan beban penyusutan dan amortisasi. Selain itu, adanya percepatan pembayaran atas fasilitas kredit BCA sebesar Rp 1,3 triliun, fasilitas kredit DBS Rp 400 miliar dan fasilitas kredit Mandiri ssekitar Rp 900 miliar.
Ada pula pelunasan obligasi jatuh tempo sebesar 234 juta dolar AS dan pelunasan obligasi rupiah jatuh tempo pada 2010 sebesar Rp 640 miliar. Perseroaan juga mempercepat pelunasan obligasi dalam dolar AS yang seharusnya jatuh tempo pada 2012 sebesar 109 juta dolar AS.
Di 2011, perseroaan berkomitmen memantapkan penyediaan layanan informasi dan komunikasi. Tahun lalu, Indosat menambah 1.755 BTS baru untuk mendukung perluasan bisnis pilihan pelanggan. “Selanjutnya kami akan memperkuat posisi Indosat di pasar untuk mendekatkan kami menjadi operator telekomunikasi terpadu dan terlengkap,” tuturnya.