REPUBLIKA.CO.ID, MOUNTAIN VIEW, CA - Selama bertahun-tahun Google selalu sesumbar terhadap produk layanan web berbasis cloud (awan) seperti Gmail dan Docs yang tinggal di dalam server Google. Meski server perusahaan terletak di tempat terpencil, pengguna dapat mengakses dari mana saja.
Tentu jika anda termasuk 150 ribu pemilik Gmaik yang diperkirakan akunnya menghilang ke awang-awang pada Ahad (1/3) malam lalu, anda mungkin akan merevaluasi lagi kemujaraban layanan berbasis cloud komputing itu.
"Teknisi kami bekerja secepat mungkin dan kami berharap semua segera berjalan noral lagi. Kami sangat menyesal dan minta maaf atas ketidaknyamanan yang menimpa pelanggan."
Dengan lebih dari 150 juta pengguna Gmail seluruh dunia, 0,08 persen atau sekitar 150 ribu akun mungkin bukan prosentase besar. Dengan kata lain, jika anda hadir bekerja pada Senin pagi dan menemukan bahwa anda tak bisa mengakses email anda, maka anda hanyalah kurang dari 0,1 persen pengguna. Fakta yang sedikit menghibur.
Hal terburuknya? Beberapa pengguna melaporkan bahwa setelah akun mereka aktif kembali, semua pesan mereka--bahkan dalam beberapa kasus korespondensi selama tahunan--juga ikut hilang. Menyedihkan!
"Dude!!!!!!!!" tulis seorang pengguna Gmail yang panik kepada forum pendukung milik Google. "Jangan buat aku takut saya punya email bernilai berusia 4 tahun di sana!!!!!!"
Namun ketakutan bahwa semua data itu raib tampaknya bergaransi. "Kontak-kontak saya tetap utuh, tapi tak ada yang lain," ujar pengguna Gmail lain yang gusar. "Folder kembali ke bentuk semula, kotak signature saya kosong, 'theme' pun kembali ke versi default dan--tentu saja-- setiap email saya mulai dari 7 tahun lalu lenyap sepenuhnya."
Mungkin insiden ini menjadi pengingat berharga bahwa pengguna harus selalu rutin membuat data cadangan.