Senin 24 Jan 2011 21:19 WIB

Mengapa Steve Jobs Diramal Panjang Umur Kendati Terserang Kanker Pankreas?

CEO Apple, Steve Jobs mengumumkan iPhone 4G, di WWDC, San Francisco, Senin (7/6/2010)
Foto: AP PHOTO
CEO Apple, Steve Jobs mengumumkan iPhone 4G, di WWDC, San Francisco, Senin (7/6/2010)

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES - CEO Apple seolah tak lelah didera sakit. Setelah dinyatakan sembuh dari kanker hati, kini ia didera kanker pankreas. Namun sejumlah ahli meramal, dia bakal bisa bertahan hidup kendati sakitnya lumayan parah.

Penderita kanker pankreas neuroendokrin jenis tertentu seperti yang diderita CEO Apple Steve Jobs, kata para ahli genetik, dapat hidup lebih lama dibanding penderita kanker pankreas jenis lain karena gen kanker itu mengalami mutasi. Para ahli genetik menemukan gen baru, yang ketika bermutasi dengan cara tertentu, dapat menyebabkan bentuk tumor neuroendokrin pancreas yang relatif kurang mengganggu.

Menurut tim dari Universitas John Hopkins di Baltimore dalam jurnal Science, pasien yang mengalami mutasi gen ini hidup dua kali lebih lama dibanding mereka yang tumornya mengalami mutasi lain.

Nickolas Papadopoulos, salah satu peneliti yang memimpin studi itu kepada Reuters mengatakan, kanker pankreas adalah salah satu kanker mematikan, yang menewaskan 95 persen penderitanya dalam waktu lima tahun.

Namun para dokter menyadari bahwa menentukan kanker dengan organ di mana kanker itu dimulai hanya merupakan sarana yang sangat mentah. Tumor dibedakan berdasarkan keagresifan dan susunannya.

Sejumlah studi menunjukkan bahwa mutasi genetik tertentu mungkin lebih bermanfaat untuk memutuskan bagaimana mengobati seorang pasien dan memprediksi seberapa baik kondisinya atau apa yang harus dilakukannya. Menurut Masyarakat Kanker Amerika, kanker pankreas didiagnosa pada hampir 37.000 orang per tahun di Amerika Serikat dan membunuh lebih dari 34.000 orang.

Namun hampir semua kasus itu adalah tipe tumor yang disebut adenocarcinoma. Tumor Neuroendokrin, yang tercatat sekitar lima persen dari kasus kanker pankreas, jauh lebih mudah diobati dan kurang agresif. Sekitar 40 persen dari para pasien masih hidup 10 tahun kemudian.

Jobs mengatakan, menjalani operasi dengan sukses untuk mengangkat sel tumor neuroendokrin pada 2004 tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.

Ia mengatakan melakukan transplantasi hati pada 2009, yang mungkin dapat mencegah penyabaran tumor, dan baru saja mengumumkan akan mengambil cuti medis lagi, tetapi tidak menjelaskan secara rinci.

Papadopoulos dan koleganya dalam tim ahli kanker John Hopkins pimpinan Dr Bert Vogelstein meneliti semua DNA yang diambil dari tumor yang diderita oleh 68 pasien tumor pankreas neuroendokrin.

Para pasien yang tumornya mengalami mutasi dalam tiga gen yang disebut MEN-1, DAXX dan ATRX hidup sedikitnya 10 tahun setelah diagnosa. Lebih dari 60 persen pasien yang tumornya tidak mengalami mutasi ini meninggal dalam waktu lima tahun.

Para peneliti menemukan sejumlah potensi kabar baik lain. Sebanyak 14 persen tumor mengalami mutasi dalam famili gen yang disebut mTOR.

Terdapat banyak obat di pasar yang mempengaruhi gen mTOR, termasuk rapamycin, yang juga dikenal sebagai sirolimus, dan obat serupa yang disebut temsirolimus. Rapamycin dijual dengan merek Rapamune oleh Pfizer Inc, dan diresepkan untuk menekan sistem kekebalan tubuh pada pasien transplantasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement