Senin 17 Jan 2011 21:53 WIB

Orang yang Tinggal di Ketinggian Berisiko "Gampang" Bunuh Diri?

bunuh diri (ilustrasi)
Foto: jawaban
bunuh diri (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CLEVELAND-Data kematian selama dua puluh tahun dari berbagai wilayah di Amerika Serikat mengungkap temuan baru. Dari data itu, penyebab kematian akibat bunuh diri secara mencolok terjadi pada orang yang tinggal di dataran yang lebih tingg. "Ini memang sebuah penelitian yang provokatif, tapi fakta memang menyebut demikian," kata penelitian yang diterbitkan secara online di  High Altitude Medicine & Biology.

Sejumlah pakar dari University Hospitals Case Medical Center (Cleveland) dan  University of Pittsburgh Medical Center, serta Rumah Sakit Umum Massachusetts (Boston), memeriksa data sebab dari kematian dari 2.584 county (setingkat kabupaten) di  AS antara tahun 1979 -1998 dan menemukan bahwa, sebagai kelompok, orang yang tinggal di dataran tinggi memiliki tingkat yang lebih tinggi secara statistik signifikan untuk bunuh diri. Mereka melaporkan hubungan yang nyata antara ketinggian tempat tinggal dan tingkat bunuh diri dalam artikel "Asosiasi positif antara Ketinggian dan Bunuh Diri di 2 584 County di AS."

Korelasi positif antara elevasi dan risiko bunuh diri muncul bahkan ketika penulis mengendalikan terhadap faktor risiko bunuh diri  seperti usia tua, jenis kelamin laki-laki, ras putih, dan pendapatan rendah.

 

"Artikel ini menjelaskan temuan, baru tak terduga dari hubungan antara tingkat bunuh diri dan ketinggian tempat tinggal. Penyebabnya belum jelas," kata John B West MD PhD, Pemred High Altitude Medicine & Biology. dan profesor kedokteran di University of California, San Diego School of Medicine.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : Science Daily,AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement