REPUBLIKA.CO.ID, CLEVELAND-Data kematian selama dua puluh tahun dari berbagai wilayah di Amerika Serikat mengungkap temuan baru. Dari data itu, penyebab kematian akibat bunuh diri secara mencolok terjadi pada orang yang tinggal di dataran yang lebih tingg. "Ini memang sebuah penelitian yang provokatif, tapi fakta memang menyebut demikian," kata penelitian yang diterbitkan secara online di High Altitude Medicine & Biology.
Sejumlah pakar dari University Hospitals Case Medical Center (Cleveland) dan University of Pittsburgh Medical Center, serta Rumah Sakit Umum Massachusetts (Boston), memeriksa data sebab dari kematian dari 2.584 county (setingkat kabupaten) di AS antara tahun 1979 -1998 dan menemukan bahwa, sebagai kelompok, orang yang tinggal di dataran tinggi memiliki tingkat yang lebih tinggi secara statistik signifikan untuk bunuh diri. Mereka melaporkan hubungan yang nyata antara ketinggian tempat tinggal dan tingkat bunuh diri dalam artikel "Asosiasi positif antara Ketinggian dan Bunuh Diri di 2 584 County di AS."
Korelasi positif antara elevasi dan risiko bunuh diri muncul bahkan ketika penulis mengendalikan terhadap faktor risiko bunuh diri seperti usia tua, jenis kelamin laki-laki, ras putih, dan pendapatan rendah.
"Artikel ini menjelaskan temuan, baru tak terduga dari hubungan antara tingkat bunuh diri dan ketinggian tempat tinggal. Penyebabnya belum jelas," kata John B West MD PhD, Pemred High Altitude Medicine & Biology. dan profesor kedokteran di University of California, San Diego School of Medicine.