REPUBLIKA.CO.ID, Statcounter, perushaan pencatat statistik web, mengatakan Firefox baru saja mengungguli Internet Explorer, untuk akli pertama, sebagai browser yang paling banyak digunakan di daratan Eropa.
Gambar grafis di atas (atau bila ingin lebih jelas dapat kunjungi laman Statcounter langsung) menunjukkan kompetisi sengit yang terjadi. Firefox merangkak ke atas dengan 38 persen sementara Internet Explorer tergelinci di sekitar 37,5 persen.
Menanggapi grafis tersebut, Stat, lewat sang CEO, Aodhan Cullen, memberikan komentar, "Ini kali pertama IE dicopot dari tempat nomor satu dalam wilayah besar."
"Ini terjadi karena Chrome besutan Google juga mencuri pembagian kue dari Internet Explorer, sementara Firefox tetap mempertahankan pangsa pasar utamanya," imbuh Cullen.
Ada alasan mengapa Firefox begitu populer di Eropa, mungkin terbesar di Jerman, di mana negara itu menjadi jalanan bagi pembagian pasar produk apa pun--paling tidak berdasar data angka yang ditunjukkan StatCounter.
Namun teori lain mengatakan penurunan IE dipicu dari pemilihan browser 'suka-suka' yang diluncurkan Maret lalu. Perlu diketahui, setelah Uni Eropa memberi sanksi anti-monopoli pada Microsoft, raksasa software itu pun dipaksa melepas OS Windows edisi khusus wilayah Eropa, yakni OS tanpa bundling browser IE. Konsumen pun diberi pilihan untuk menggunakan browser tetap dari grup berisi 12 pilihan acak dengan 5 pemain utama (IE, Firefox, Chrome, Safari, Opera).
Dalam presentasi awal, pengacakan daftar browser sedikit berpihak pada Chrome. Namun baru-baru ini Microsoft telah memperbaiki hal itu.
Jadi apakah pemilihan bebas telah memenangkan salah satu browser? Melihat pada grafis, sulit dikatakan bahwa ada bukti peningkatkan signifikan dari raihan Chrome, pun penurunan tajam di kubu IE. Sementara Firefox juga tak memperlihatkan perubahan dramatis, bila memang pilihan bebas benar-benar mempengaruhi orang.
StatCounter melaporkan dalam klaimnya bahwa di akhir Maret, praktik memilih bebas itu 'telah menghasilkan efek', namun sayang perusahaan tak memberi tautan aktual terhadap studi tersebut. Semua perubahan itu sepertinya terjadi dalam jangka panjang mengingat kian dan kian banyak individu--terutama kalangan bisnis--mengadopsi browser lain.
Apa pun itu, munculnya persaingan lebih banyak di pasar browser memiliki efek baik, yakni muncul tekanan untuk peningkatan dan perbaikan standar. Terutama pada penulisan kode yang sejalan dengan standar seperti CSS2 dan CSS3 serta standar yang baru hadir, HTML5.